Komunisme Tak Perlu ditakutkan Lagi di Indonesia, Fadli Zon dan Rocky Gerung Jawabnya Begini

- Admin

Jumat, 12 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, inikepri.com – Apa jadinya Ahmad Dhani ngobrol partai komunis dengan Fadli Zon dan Rocky Gerung? Obrolan itu tersaji dalam kunjungan pentolan Dewa 19 itu di Fadli Zon Library di Jakarta beberapa waktu lalu. Dalam obrolan komunisme itu, sampai-sampai Dhani bertanya komunisme tak perlu ditakutkan lagi di Indonesia.

Dalam kunjungan itu, Dhani ngobrol berbagai topik dan salah satunya soal komunisme. Dhani bertanya benar nggak sih komunisme di dunia ini sudah mati. Kalau sudah mati kok masih ada beberapa negara yang masih bau-bau komunisme misalnya Korea Utara, Rusia, China, Kuba sampai Ceko.

Pertanyaan Dhani ini ditanggapi Fadli Zon dan Rocky Gerung. Keduanya sampai mengulas kenapa partai komunis dan komunisme begitu horor di Indonesia.

Komunisme Sudah Tak Laku

Atas pertanyaan Dhani soal komunisme sudah mati, Fadli Zon menjelaskan nyaris komunisme sudah tidak eksis alias laku di dunia. Fadli membeberkan beberapa bukti di Rusia sampai di Kuba, gebyar komunisme sudah kendor.

Baca Juga :  Dubes Palestina Apresiasi Dukungan Indonesia selama Ini

“Di Rusia masih ada partai komunis, tapi kalah sama partainya Putin (Vladimir Putin). Partainya Putin itu partai antikomunis,” jelas Fadli sembari menikmati cerutunya.

Atas jawaban itu, Dhani merespons artinya komunisme sudah nggak laku lagi di Rusia. Fadli melanjutkan, komunis di China pun tidak murni eksis. Komunisme di Negeri Tirai Bambu cuma dipakai formalnya saja.

“Di China, partai komunisnya formatnya dipakai, form-nya dipakai. Tapi isinya sudah sosialis, kapitalis udah campur aduk lah,” jelas Fadli.

Lantas bagaimana dengan Korea Utara? Tanya Dhani ke Fadli dan Rocky.

Anggota DPR dari Fraksi Gerindra itu mengatakan di Korea Utara memang masih mempertahankan sisi klasiknya dengan komunisme namun dampaknya negeri yang dipimpin Kim Jong Un itu jalan di tempat, nggak maju-maju.

Baca Juga :  Habib Hasan: FPI Mirip PKI, Cuma Beda Simbol

“Kalau di Ceko, komunis udah jadi museum. Ada tuh namanya museum komunisme di Praha. Sedangkan di Kuba masih komunis tapi di sana lebih senang nyigar,” tutur Fadli.

Komunisme tak perlu ditakutkan lagi di Indonesia?

Atas jawaban dan penjelasan Fadli tersebut, Dhani bertanya berarti komunisme tak perlu ditakutkan lagi di Indonesia?

Fadli Zon merespons lagi pertanyaan Dhani. Di berbagai negara termasuk di Indonesia punya masa lalu yang buruk dengan komunisme makanya tak heran masyarakat masih kencang menolak komunisme di Tanah Air. Fadli membandingkan respons Indonesia dan Jerman dengan peristiwa tragis di masa lalu. Indonesia pernah punya masa lalu kelam dengan komunisme sedangkan Jerman punya Nazi.

“Bedanya kalau di Indonesia ini ada trauma, itu kayak orang Jerman ada Nazi. Kalau sama-sama bolehin dong Partai Nazi, kan ini negara demokrasi. Tapi di Eropa kita pakai lambang Nazi bisa ditangkap polisi. Padahal itu negara paling demokratis di Eropa ya, tapi kan tak dibolehkan,” jelas Fadli.

Baca Juga :  Rizieq Shihab Tidak Lagi Jadi Imam Besar FPI

Fadli mengatakan, meski beda masa lalunya, namun Jerman dan Indonesia punya trauma yang sama dengan Nazi dan komunis.

Dhani kemudian bertanya lagi, apakah sebuah anomali apabila sebuah negara demokrasi tapi ada partai komunis, apakah tidak aneh. Dalam sejarah Indonesia, Partai Komunis Indonesia pernah menjadi partai politik besar dalam Pemilu awal Indonesia.

Rocky Gerung Giliran Merespons Pertanyaan Dhani

“Di Amerika saja ada lho partai komunis. Soal di Indonesia boleh saja? Kan sejarahnya ada traumanya, inilah yang menjelaskan kalau orang bilang hatespeech itu konteksnya trauma masa lalu,” tuturnya.

Hops

Berita Terkait

Musyawarah Kadin Indonesia Siap Digelar
Dana Pribadi Presiden Prabowo untuk Uji Coba Makan Bergizi Gratis tidak Masalah
Kesepakatan Haji 2025: Indonesia Dapat Kuota 221 Ribu Jemaah, Ini Detilnya
Pemerintah Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf
Kapolri dan Kepala BPOM Perkuat Sinergi Penindakan Mafia
Ditjen Bea Cukai Sampaikan Upaya Pencegahan agar Terhindar dari Penipuan
Mudahnya Pengajuan Hak Tanggungan dan Proses Roya di Kementerian ATR/BPN
DPR Sahkan Biaya Haji 2025, Kuota Jemaah 221 Ribu
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 16 Januari 2025 - 08:13 WIB

Musyawarah Kadin Indonesia Siap Digelar

Rabu, 15 Januari 2025 - 07:52 WIB

Dana Pribadi Presiden Prabowo untuk Uji Coba Makan Bergizi Gratis tidak Masalah

Selasa, 14 Januari 2025 - 06:40 WIB

Kesepakatan Haji 2025: Indonesia Dapat Kuota 221 Ribu Jemaah, Ini Detilnya

Senin, 13 Januari 2025 - 08:15 WIB

Pemerintah Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf

Minggu, 12 Januari 2025 - 07:31 WIB

Kapolri dan Kepala BPOM Perkuat Sinergi Penindakan Mafia

Berita Terbaru

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bersama Kepala Staf Kepresidenan A.M. Putranto memastikan kesiapan program PKG di Puskesmas Watukawula, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat (17/1/2025). Foto: Kemenkes

Kesehatan

Kemenkes Akselerasi Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Minggu, 19 Jan 2025 - 09:51 WIB