Batam, inikepri.com – Meski menyandang status Plt. Gubernur Kepulauan Riau, namun popularitas Isdianto masih sangat rendah untuk berlaga di konteslasi perburuan kursi gubernur Kepri, Desember mendatang.
Dari data yang dikeluarkan oleh Lembaga Survey Indonesia (LSI) untuk bulan Juni, nama Isdianto berada di posisi ke lima, dengan persentase hanya di angka 8,2%.
Ditenggarai karena hasil survei inilah duet Isdianto-Marlin yang selama ini di gadang-gadang putus ditengah jalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Padahal dari awal tahun 2020 ini, baliho dukungan duet Isdianto-Marlin sudah tersebar merata ke seluruh Kepri. Namun hal tersebut tidak dapat mendongkrak elektabilitas Isdianto. Juga, beberapa hari silam Partai Hanura telah memberikan rekomendasi untuk Isdianto. Secara hitungan kursi di DPRD Kepri, duet Isdianto-Marlin sudah bisa diusung menjadi kandidat Cagub-Cawagub Kepri.
Setelah resmi berpisah, nama Ansar Ahmad sebagai figur dengan popularitas tertinggi versi LSI, disandingkan dengan Marlin Agustin, bahkan rekomendasi dari Golkar dan Nasdem telah keluar untuk keduanya.
Isdianto kini hanya sendirian dengan Partai Hanura, jika melihat hasil survei nanti yang tidak kunjung membaik, bisa saja Hanura menarik rekomendasinya. Ditambah lagi, Hanura telah memberikan rekomendasi kepada Rudi-Amsakar untuk Pilwako Batam. Bisa saja, koalisi Nasdem dan Hanura juga terwujud untuk di Pilgub Kepri.
Langkah yang harus pasti diambil Isdianto saat ini hanyalah “merebut” dukungan dari PKS. Lobi-lobi saat ini telah terjadi, PKS memberikan satu syarat, Suryani yang harus mendampingi. Memang, nama Isdianto saat ini telah dibawa ke meja DPP PKS, tapi dia tidak sendiri. Ada nama Ismeth Abdullah, mantan gubernur Kepri periode tahun 2005-2010.
Dari data LSI juga, secara survei Isdianto masih juga tetap kalah jauh jika berhadapan dengan Ismeth, walaupun ada status bekas narapidana kasus korupsi yang disandang Gubernur pertama di Kepri ini.
Biarpun waktu pendaftaran masih jauh di bulan September, tapi patut disimak akhir cerita dari langkah Isdianto, mampu ikut berlaga atau hanya menjadi penonton semata?