Optimis! Indonesia Bisa Bebas Corona Tanpa Vaksin

Jakarta, inikepri.com – Indonesia disebut-sebut optimistis bisa terbebas dari pandemi virus corona (Covid-19) tanpa harus menunggu vaksin. Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menanggapi ahli biologi Ahmad Ruslan Handoyo yang beranggapan serupa.

Menurut Wiku, masyarakat cukup menerapkan protokol kesehatan ketat agar terhindar dari penularan.

“Memang bisa kita bebas dari Covid-19 tanpa vaksin dengan perubahan perilaku, supaya tidak tertular atau terinfeksi ya menjalankan protokol kesehatan. Itu imunitas masyarakat yang murah,” ujarnya melalui pesan teks, Senin (14/9).

Selain itu, pencegahan virus corona juga dapat dilakukan dengan metode 3T yakni testing-tracing-treatment yang didukung dengan mengubah pola perilaku di masyarakat.

“Supaya tidak tertular atau terinfeksi ya tetap menjalankan protokol kesehatan,” ucapnya.

Sebelumnya, ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo mengatakan, Indonesia tak perlu menunggu keberadaan vaksin Covid-19. Hal ini dikarenakan penemuan vaksin dan obat membutuhkan waktu lama.

Ia mengatakan kunci pemutusan mata rantai pandemi Covid-19 yaitu kombinasi 3T (testing, tracing, dan treatment) serta 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).

Kunci ini juga harus didukung dengan kebijakan lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang harus dituruti oleh masyarakat dengan mengurangi mobilitas yang menjadi faktor penyebaran Covid-19.

“Kombinasi 3T, 3M dan `lockdown`. Karena uji klinis vaksin belum tentu berhasil, jadi perlu langkah antisipatif,” ujar Ahmad saat dihubungi, Minggu (13/9).

Ahmad mengatakan pandemi SARS dan MERS yang diakibatkan dengan virus corona yang mirip dengan virus SARS-CoV-2 dapat dituntaskan tanpa vaksin dan obat. Kedua pandemi itu berakhir sebelum uji klinis selesai.

Namun penyakit SARS dan MERS cukup mudah diidentifikasi karena menimbulkan gejala bagi orang yang terinfeksi. Sementara Covid-19 kebanyakan pasien tidak menimbulkan gejala, sehingga penanganan sering kali terlambat.

Oleh karena itu, Ahmad mengatakan pentingnya tes PCR untuk mendeteksi kasus Covid-19 yang tak menunjukkan gejala, sebab orang-orang yang tak menimbulkan gejala ini juga sudah bisa menginfeksi orang-orang di sekitar.

“Begitu mulai berkoloni di saluran pernapasan atas, sementara inangnya sudah berangkulan, berbicara bahkan berteriak tanpa menggunakan masker dan jaga jarak maka virus yang sudah bereplikasi akhirnya terbuang di jalur droplet. Itu semua membuat penyebaran sebelum gejala nampak,” kata Ahmad.

“Kalau kita bicara SARS-CoV-2, jumlah partikel virus ini menumpuk sebelum gejala. Jadi kalau kita pakai rapid tes antibodi itu kita sudah terlambat. Karena untuk memutus rantai transmisi, mengenali secepat mungkin yang membawa virus ini,” imbuh Ahmad.

Sumber : www.cnnindonesia.com

Baca

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

3,266FansSuka
1,349PengikutMengikuti
7,350PengikutMengikuti
481PengikutMengikuti
7PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
spot_img

Berita Populer