INIKEPRI.COM – Di tengah kemajuan teknologi digital, kejahatan phishing kian mengkhawatirkan. Modusnya semakin halus, menyamar sebagai pihak tepercaya untuk mencuri data pribadi, mulai dari kata sandi hingga informasi finansial. Dalam banyak kasus, korban bahkan tidak sadar telah memberikan akses penuh ke akun pribadinya.
Phishing kini bukan sekadar email palsu berisi tautan mencurigakan. Serangannya berkembang menjadi pesan instan, SMS, hingga situs web tiruan yang nyaris identik dengan aslinya. Karenanya, kesadaran dan kewaspadaan pengguna menjadi benteng pertama pertahanan digital.
1. Jangan Langsung Percaya, Verifikasi Setiap Komunikasi Digital
Langkah pertama adalah menumbuhkan sikap kritis terhadap pesan yang bersifat mendesak atau menjanjikan hadiah besar. Modus umum phisher adalah menciptakan rasa panik atau urgensi agar korban segera bertindak tanpa berpikir panjang—misalnya dengan pesan seperti:
“Akun Anda akan diblokir dalam 24 jam, klik tautan berikut untuk verifikasi!”
Sebelum merespons pesan seperti itu, verifikasi sumbernya. Jika datang dari bank atau lembaga resmi, hubungi langsung call center resmi mereka. Hindari menekan tautan yang tidak jelas asalnya.
2. Periksa Tautan Sebelum Mengklik
Selalu perhatikan alamat situs (URL) sebelum membuka tautan apa pun. Trik yang umum digunakan penjahat siber adalah URL spoofing — mengganti satu atau dua huruf agar tampak mirip.
Contohnya, situs resmi “bankresmi.com” bisa dipalsukan menjadi “bancresmi.com”.
Tips: Arahkan kursor ke tautan (hover) tanpa mengklik untuk melihat alamat sebenarnya.
Pastikan situs menggunakan “https://” dengan ikon gembok di bilah alamat browser — tanda bahwa data Anda dienkripsi.
3. Aktifkan Otentikasi Dua Faktor (2FA)
Sekalipun phisher berhasil mencuri kata sandi, Otentikasi Dua Faktor (2FA) akan menjadi penghalang tambahan. Fitur ini mengirimkan kode verifikasi unik ke ponsel atau email Anda setiap kali login.
Dengan begitu, akses akun tetap aman meski password bocor.
Gunakan juga kata sandi kuat dan unik untuk setiap akun. Hindari pola umum seperti tanggal lahir, nama hewan peliharaan, atau kombinasi “12345”. Pertimbangkan memakai password manager agar lebih aman dan mudah dikelola.
4. Perbarui Sistem dan Gunakan Perlindungan Digital
Pastikan sistem operasi, browser, dan antivirus Anda selalu diperbarui. Pembaruan perangkat lunak sering kali berisi tambalan keamanan (security patch) untuk menutup celah yang bisa dimanfaatkan oleh peretas.
Selain itu, aktifkan filter anti-phishing dan spam di email Anda. Keamanan digital bukan sekadar instal aplikasi, tetapi komitmen berkelanjutan menjaga kebersihan siber.
5. Kurangi Berbagi Informasi Pribadi di Media Sosial
Phisher kerap menggunakan data pribadi dari media sosial untuk melakukan spear phishing, yaitu serangan yang sangat personal dan sulit dibedakan dari komunikasi asli. Informasi seperti tanggal ulang tahun, nama sekolah, atau nama anggota keluarga bisa dijadikan senjata.
Karena itu, batasi oversharing dan atur privasi akun media sosial Anda agar tidak mudah diakses publik.
6. Laporkan Setiap Upaya Phishing
Jika menemukan pesan mencurigakan, jangan hanya menghapusnya. Laporkan ke penyedia layanan email, bank terkait, atau otoritas siber seperti BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara).
Dengan berbagi informasi, Anda turut membantu melindungi masyarakat digital lainnya dari serangan serupa.
Phishing bisa menimpa siapa saja—dari pengguna awam hingga profesional IT. Namun, dengan kesadaran, ketelitian, dan penerapan langkah-langkah keamanan dasar, setiap pengguna internet dapat mengurangi risiko menjadi korban.
Seperti pepatah digital baru:
“Klik bijak sebelum panik — karena satu klik ceroboh bisa membuka pintu kejahatan siber.”
Penulis : RP
Editor : IZ