Batam, inikepri.com – Pemerintah Kota (Pemko) Batam terus berupaya meningkatkan ekonomi daerah tersebut setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19. Dengan upaya yang sudah dilakukan, diprediksi ekonomi Batam akan pulih di 2021.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan, pihaknya sudah membuka semua aktivitas ekonomi di daerah ini. Namun, semua pihak ditekankan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
“Kalau ini tidak selesai (Covid-19) penyelesaian ekonomi agak sulit,” ujar Rudi dalam rapat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam di Panggung Dataran Engku Putri, Selasa (23/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk itu, pihaknya tetap mengutamakan penanganan Covid-19. Ia mengaku aktivitas ekonomi sudah dibuka, namun di tengah pandemi ini, masih terbatas dengan protokol kesehatan yang ada.
“Kita terus berupaya menangani Covid-19 dan menumbuhkan kembali perekonomian Batam,” ujar pria yang juga menjabat Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam tersebut.
Untuk itu, Rudi meminta semua pihak mendukung upaya pemerintah. Ia mengaku, pihaknya sedang konsen menangani klaster Pasar Toss 3000 yang dinilai menjadi klaster terbesar. “Kalau ini selesai, saya kita akan menjadi angin segar bagi kita,” kata dia.
Sementara itu, Kapala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, Musni Hardi K Atmaja, memuji upaya yang sudah dilakukan Batam saat ini. Bahkan, secara umum mampu mengendalikan Covid-19 di wilayah tersebut.
Ia meperkirakan, dengan adanya penerapan tatanan hidup normal baru di wilayah ini akan menghidupkan sektor utama dan mulai ada pergerakan pertumbuhan ekonomi.
“Dengan upaya ini prediksi ekonomi Batam akan pulih di 2021 dengan angka di atas 5 persen,” ujarnya.
Agar prediksi ini tak meleset, di waktu hingga Desember 2020 ini, perlu penguatan lagi khususnya sektor penunjang perekonomian seperti menjaga inflasi.
“Untuk menjaga inflasi hingga akhir tahun perlu meningkatkan produksi pangan,” ujarnya.
Selain itu, perlu juga mengadopsi digital dalam pertanian seperti yang diterapkan di Vietnam. Pertanian digital ini sebagai sumber informasi bagi petani kapan harus menamam, memupuk, takaran pupuk dan sebagainya.
“Kemudian perlu juga kerja sama antardaerah, karena Batam butuh pemasok dari daerah lain,” ujarnya.