Mengenal Cogan, Regalia Kerajaan Melayu Riau Lingga

- Admin

Kamis, 9 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Batam, inikepri.com – Bila kita melintas di samping Museum Raja Ali Haji, di Dataran Engku Putri, Batam, maka kita akan melihat sebuah lempengan besar mirip daun sirih, inilah Cogan.

Bunge Rampai Negeri Madani, Kecamatan Batamkota kali ini membahas tentang Cogan, ragam Regalia Kerajaan Melayu Riau Lingga.

“Semoga ulasan memantik minat kaum muda yang kini semakin keranjngan gadget, untuk kembali memahami dan memelihara warisan budaya kebesaran bangsa kita,” ujar Camat Batamkota Aditya Guntur Nugraha.

Berdasarkan nukilan dari beberapa sumber, diantaranya: Sejarawan Kepri Aswandi Syahri’, Dr. Suryadi, peneliti sejarah bermukim di Leiden Belanda, dan beberapa nukilan Rida K Liamsi, Regalia Kerajaan Melayu Riau-Linga dapat diragamkan ke dalam setidaknya 5 bagian penting.

Di antaranya: senjata pusaka kebesaran, simbol atau emblem kebesaran, perlengkapan uparaca kebesaran, perhiasan kebesaran dan pakaian kebesaran.

Baca Juga :  IPMKOB Pekanbaru Bersama HMKB-Tanjung Pinang & ACT Gelar Aksi Galang Dana Untuk Palestina dan Anambas

Cogan sendiri merupakan salah satu alat kebesaran atau regalia yang dimiliki Kerajaan Johor Riau Lingga Pahang yang pada hari ini wilayahnya mencakup Kepulauan Riau, Riau, Jambi sampai ke Malaysia dan Singapura. Cogan berfungsi sebagai simbol, emblem, lambang dan tombak kebesaran kerajaan pada masanya.

Secara fisik Cogan adalah sebuah tombak simbol kebesaran kerajaan yang diwarisi hingga tahun 1913 sebelum keruntuhannya oleh belanda dimasa Kesultanan Sultan Abdulrahman Syah.

Lambang Kebesaran Kerajaan berbentuk tombak besar menyerupai lempeng daun sirih yang kemudian dinamakan juga “Sirih Besar” oleh Budayawan Hasan Junus ini, berbahan dasar emas 22 karat berhias tujuh baris batu rubi.

Batu permata itu melingkar di bagian selongsong berukir berbahan perak sebagai tempat meletakan tangkainya yang terbuat dari emas.

Baca Juga :  Waduh! KKP Jadi Cluster Baru di Batam. Bermula dari Rekan Kerja dan Keluarga

Terdapat dua pengapit pada sisi luarnya dan tulang pada tengahnya, berbahan dasar perak dengan bagian kemuncaknya yang menyerupai sejenis buah berbahan emas.

Pada kedua belah bagian sisinya terdapat ukiran tulisan timbul dalam lambang huruf arab menggunakan Bahasa Melayu (Arab Melayu) yang memiliki terjemahan berikut :

“HU HU Bismillahi Rohmani Rohimi, Bahwa inilah raja yang keturunan dari Bukit Siguntang asalnya daripada Sri Rultan Iskandar Zulkarnain Syah, iyalah raja yang adil lagi berdaulat yang mempunyai tahta kerajaan serta kebesaran dan kemuliaan kepada segala negeri yang di dalam daerah tanah Melayu dengan Kurnia Tuhan Rabbu’arsil’azim atasnya dan dikekalkan Allah Subhanahu Wa Ta’Ala di atas tahta kerajaannya ditambahi Allah pangkatnya yang kebesaran serta derajatnya yang kemuliaan di dalam daulat sa’adati ‘alallah wama khalidillah malikahu wa sultanahu wa abda’adlahu wa ihsanah bijati an nabiyi syaid almursalin wa ‘ala alihi wasahbihi ajma’in amin amin Allahumma amin”

Baca Juga :  Peringati Isra Miraj 1444 H, YSAI Batam Kembali Gelar Projek Amal

Pada masanya selain sebagai alat peneguh legitimasi dalam proses penabalan atau pengangkatan seorang sultan, Cogan digunakan dalam setiap arak-arakan setiap kali raja atau sultan ke luar kerajaan atau memasuki balairung istana.

Selain sebagai lambang kebesaran sultan dan kerajaan, Cogan merupakan tanda yang meneguhkan pemegangnya, juga menjelaskan silsilah asal-usul Raja Kesultanan Riau Lingga yang berpunca pada Sultan Iskandar Zulkarnain Syah Yang Agung, penakluk timur dan barat.

FB Batamkota

Berita Terkait

PPP Kepri Gelar Muswil Luar Biasa, DPP Dorong Kebangkitan dan Konsolidasi Organisasi
Ikuti Rapat Koordinasi Penguatan Sinergi Kolaborasi Bersama KPK, Amsakar Berkomitmen Perangi Korupsi
Anak Muda Diberi Ruang, Kota Diberi Harapan: Inspirasi dari Sei Beduk
Bungkus Teh, Isi Maut: TNI AL Gagalkan Penyelundupan 1,9 Ton Sabu di Laut Karimun
Kloter 14 BTH Asal Jambi Menjadi Penutup Fase Pemberangkatan Pertama
Inspeksi Layanan RSBP Batam dan Kawasan Agribisnis Sei Temiang, Anggota/Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam Komitmen Berikan Pelayanan Terbaik
Gebyakan Itu Bukan Sekadar Awal, Tapi Nafas Pertama Sebuah Jiwa Budaya
Klarifikasi BP Batam Atas Tuduhan Keterlibatan dalam Mafia Lahan
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 23:32 WIB

PPP Kepri Gelar Muswil Luar Biasa, DPP Dorong Kebangkitan dan Konsolidasi Organisasi

Jumat, 16 Mei 2025 - 18:44 WIB

Ikuti Rapat Koordinasi Penguatan Sinergi Kolaborasi Bersama KPK, Amsakar Berkomitmen Perangi Korupsi

Jumat, 16 Mei 2025 - 18:20 WIB

Anak Muda Diberi Ruang, Kota Diberi Harapan: Inspirasi dari Sei Beduk

Jumat, 16 Mei 2025 - 13:43 WIB

Bungkus Teh, Isi Maut: TNI AL Gagalkan Penyelundupan 1,9 Ton Sabu di Laut Karimun

Jumat, 16 Mei 2025 - 08:07 WIB

Kloter 14 BTH Asal Jambi Menjadi Penutup Fase Pemberangkatan Pertama

Berita Terbaru