INIKEPRI.COM – Dalam mendukung pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kepulauan Riau (Kepri) menggandeng Politeknik Bintan Cakrawala.
Kepala Perwakilan BKKBN Kepri Rohina dilansir dari ANTARA menyebut, Politeknik Bintan Cakrawala merupakan salah satu kampus pariwisata yang mampu menghasilkan menu-menu kreasi dapur sehat atasi stunting (Dahsat), mulai dari makanan utama hingga makanan ringan.
BACA JUGA :
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Amsakar Achmad Sebut Tim Pendamping Keluarga Punya Peran Penting Tekan Stunting
“Kami akan mendorong dibuatkan artikel ataupun buku menu masak yang dapat kita bagikan kepada posyandu dan tim pendamping keluarga,” kata Rohina di Bintan, Kamis 6 April 2023.
Dalam waktu dekat, sebut Rhina, akan dilaksanakan penandatanganan MoU dan MoA dengan perguruan tinggi se- Provinsi Kepri, sehingga nantinya upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting yang dilakukan dapat sesuai dengan keilmuan dan konsentrasi dari masing-masing kampus.
Selain itu, untuk memberikan edukasi dan informasi kepada mahasiswa juga akan segera diselenggarakan kuliah umum bagi mahasiswa di Provinsi Kepri terkait dengan kuliah kerja nyata (KKN) tematik.
“Dengan begitu, mahasiswa siap untuk melakukan pengabdian masyarakat dan gerakan aksi nyata dalam pencegahan dan percepatan penurunan stunting di lapangan,” ujar Rohina.
Sementara itu, Kepala Program Studi (Prodi) Perhotelan Politeknik Bintan Cakrawala, Welli Braham Kurniawan menyambut baik kerja sama percepatan penurunan stunting dengan BKKBN Kepri.
BACA JUGA :
Penuntasan Kemiskinan Ekstrim & Stunting Jadi Fokus Arahan Gubernur Ansar di Musrenbang Lingga
“Kami sangat senang turut berkontribusi untuk penanganan stunting,” ucapnya.
Politeknik Bintan Cakrawala, kata dia, sebagai kampus pariwisata yang terletak di daerah strategis, yaitu di dalam kawasan Bintan International Resorts dan telah bekerja sama dengan berbagai resort ternama turut berkontribusi dalam pencegahan dan percepatan penurunan angka prevalensi stunting.
Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran strategis untuk atasi stunting dan ini merupakan wujud dari implementasi tri dharma perguruan tinggi.
“Dosen-dosen yang ada memiliki kemampuan spesifik di bidangnya, seperti ilmu pendidikan kesehatan dengan konsentrasi terhadap informasi nilai gizi dan teknologi pangan. Ada juga dosen seni kuliner lainnya yang fokus pada seni dan cita rasa makanannya, ini akan menjadi kerja sama yang baik dalam menciptakan menu enak dan bergizi,” katanya. (RP/ANTARA)