Solusi bagi Pencari Kerja yang Belum Memenuhi Kualifikasi Industri
INIKEPRI.COM — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam dari Fraksi Gerindra, Anwar Anas, mendorong perusahaan-perusahaan di Kawasan Industri Batamindo untuk membuka akses pemagangan yang lebih inklusif dan terstruktur.
Program ini ditujukan bagi para pencari kerja lokal yang belum memenuhi kualifikasi industri, sebagai bentuk jembatan menuju lapangan kerja formal.
“Banyak anak-anak muda di Batam memiliki semangat dan potensi besar, tetapi tersendat oleh kurangnya keterampilan teknis dan pengalaman kerja. Program pemagangan yang terarah bisa menjadi solusi konkret untuk menjawab kesenjangan tersebut,” ujar Anwar Anas dalam keterangan tertulis yang diterima INIKEPRI.COM, Rabu (4/6/2025).
Menurut Anwar Anas, pemagangan yang dimaksud bukan sekadar magang bersifat simbolik atau jangka pendek, melainkan sebuah program pembinaan menyeluruh yang mempersiapkan peserta menjadi tenaga kerja siap pakai. Ia menekankan bahwa pemagangan harus mencakup pelatihan teknis, penguatan soft skill, dan pendampingan profesional dari pihak industri.
“Ini adalah investasi jangka panjang dalam pembangunan sumber daya manusia lokal. Perusahaan tidak hanya mendapat pekerja yang terlatih, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan pengangguran dan ketimpangan akses kerja di daerah ini,” katanya.
Tantangan Kualifikasi
Data Dinas Tenaga Kerja Kota Batam menunjukkan, salah satu tantangan utama dalam penyerapan tenaga kerja adalah ketidaksesuaian antara keterampilan pencari kerja dengan kebutuhan industri. Hal ini menyebabkan sebagian besar lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi lokal kesulitan menembus pasar kerja formal.
“Bukan karena mereka malas, tetapi karena sistem belum memberi cukup ruang bagi mereka yang belum siap 100 persen. Di sinilah peran program pemagangan inklusif,” ujar Anwar Anas.
Ia juga meminta pemerintah daerah dan pelaku industri duduk bersama untuk merancang skema pemagangan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan perusahaan, tetapi juga berpihak pada peningkatan kapasitas pencari kerja lokal.
Respons dan Harapan
Dorongan ini disambut positif oleh sejumlah pelaku industri, meskipun belum ada kepastian soal implementasi.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kawasan Batamindo, Suhartono, mengatakan bahwa pihaknya terbuka terhadap gagasan pemagangan inklusif, selama ada kejelasan kurikulum dan dukungan dari pemerintah daerah.
“Kalau program ini didukung regulasi dan insentif yang tepat, saya kira banyak perusahaan akan tertarik,” ujar Suhartono.
Anwar Anas berharap, inisiatif ini tidak berhenti sebagai wacana, melainkan menjadi bagian dari strategi pembangunan ekonomi Batam berbasis sumber daya manusia.
Ia menilai, keberhasilan program ini dapat menjadi model kolaborasi antara legislatif, eksekutif, dan sektor swasta.
“Pembangunan tidak hanya soal infrastruktur fisik, tetapi juga pembangunan manusia. Dan itu harus dimulai dari membuka akses yang adil dan inklusif bagi semua,” kata Anwar Anas.
Penulis : IZ