INIKEPRI.COM – Pagi itu, Selasa (12/8/2025) halaman Perumahan Kampung Banon, Kecamatan Galang, terasa berbeda. Matahari menyinari hamparan rumah-rumah baru, sementara ratusan pasang mata memandang ke arah panggung sederhana.
Di sanalah Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara dan Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam Amsakar Achmad berdiri, siap menyerahkan dokumen yang selama ini hanya jadi mimpi bagi sebagian warga: Sertifikat Hak Milik.
Di antara kerumunan, Samsudi menggenggam erat topi lusuhnya. Lelaki paruh baya itu pernah tinggal di Rempang, sebelum proyek Rempang Eco-City mengubah segalanya. Hari ini, ia menjadi satu dari 94 penerima sertifikat. Saat namanya dipanggil, langkahnya mantap, meski matanya berkaca-kaca.
“Terima kasih kepada Presiden, pemerintah pusat, dan daerah atas bantuan ini. Kami siap maju, asalkan masyarakat Melayu juga diperhatikan,” ujarnya lirih, sambil mencium kertas sertifikat yang baru saja ia terima.
Janji Negara yang Nyata
Bagi Amsakar Achmad, penyerahan sertifikat bukan sekadar formalitas, melainkan bukti janji negara.
“Ini adalah janji negara kepada warga. Apa yang sudah disampaikan akan segera dilaksanakan. Tidak perlu ada keraguan, karena sarana, prasarana, dan sertifikat akan diberikan,” katanya, disambut tepuk tangan panjang.
Ia meminta warga tak tergesa-gesa menjual lahan 500 meter persegi yang kini telah sah secara hukum.
“Tidak mudah mendapatkan lahan 500 meter persegi, jadi jangan buru-buru dijual,” pesannya.
Amsakar memaparkan rencana besar: jalan beraspal, air bersih, listrik, sekolah, klinik, pelabuhan, hingga SPBU. Dalam 2–5 tahun ke depan, Tanjung Banon diharapkan berubah menjadi permukiman modern.
Transmigrasi Modern: Bukan Sekadar Pindah
Menteri Iftitah menegaskan, Tanjung Banon akan menjadi contoh sukses transmigrasi modern.
“Program ini tidak hanya memindahkan penduduk, tetapi membangun ekosistem ekonomi, pendidikan, dan sosial yang berkelanjutan,” jelasnya.
Ia membawa kabar gembira: dermaga baru, rumah produksi ikan, SPBU, perahu nelayan, tanaman produktif, hingga Kampus Patriot yang akan diisi mahasiswa pascasarjana dari universitas ternama. Mereka akan tinggal, belajar, sekaligus membantu warga mengembangkan potensi daerah.
“Tanjung Banon punya potensi besar di sektor perikanan, hortikultura, dan pariwisata. Semua akan kami kembangkan,” tegasnya.
Senyum di Ujung Perjalanan
Bagi warga seperti Samsudi, sertifikat tanah berarti lebih dari sekadar kepemilikan. Ia adalah tiket menuju masa depan yang lebih pasti. Dari gubuk sementara di Rempang hingga rumah permanen di Tanjung Banon, perjalanan itu panjang, melelahkan, tapi hari ini ada senyum di ujungnya.
Di panggung, para pejabat menyerahkan sertifikat satu per satu. Kamera mengabadikan setiap momen. Di sudut halaman, anak-anak berlarian sambil memegang bendera kecil, tak sepenuhnya paham arti hari ini, tapi ikut merasakan bahagia yang menular.
Di Tanjung Banon, sebuah permukiman baru tengah lahir dibangun di atas fondasi kepastian hukum, fasilitas modern, dan mimpi-mimpi yang mulai berakar.
Penulis : IZ