INIKEPRI.COM – Wali Kota sekaligus Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, menegaskan krisis air bersih yang melanda warga Tanjung Sengkuang dan Batu Merah tidak boleh terus berlarut.
Persoalan yang sudah berbulan-bulan berlangsung ini, katanya, harus segera dituntaskan.
“Kalau masalah ini tidak segera selesai, kami akan mempertimbangkan apakah kerja sama ini layak diteruskan atau tidak,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPRD Batam, Senin (8/9/2025).
Amsakar mengakui pelayanan air bersih di Batam belum memenuhi harapan masyarakat. Ia menyampaikan permohonan maaf seraya menegaskan komitmennya. “Lebih baik saya bicara apa adanya daripada memberi janji manis tapi tidak terealisasi,” katanya.
Langkah Darurat dan Target Jangka Panjang
Sebagai penanganan cepat, ia memerintahkan PT Moya selaku operator air bersama Deputi Pelayanan Umum BP Batam menambah suplai dengan tandon dan mobil tangki. Distribusi, tegasnya, harus dilakukan secara terjadwal agar warga, sekolah, dan puskesmas tidak lagi kesulitan.
Untuk solusi jangka panjang, Amsakar menargetkan pembangunan instalasi dan jaringan pipa baru rampung pada Juni 2026. Infrastruktur itu akan dilengkapi booster, valve, serta perluasan distribusi agar pasokan air lebih stabil.
Evaluasi Kerja Sama
Tak hanya soal teknis, Amsakar menyoroti klausul perjanjian dengan PT Moya yang dinilai terlalu kaku sehingga menyulitkan BP Batam bergerak. “Kalau aturan membuat gerak terbatas, masyarakat yang jadi korban. Ini harus diperbaiki,” ujarnya.
Ia bahkan menantang operator air mempercepat pengerjaan. “Awalnya satu bulan, saya minta bisa dua minggu. Kalau sudah diucapkan di forum resmi, jangan lagi ada alasan mundur,” tegasnya.
Fokus pada Solusi
Krisis air ini masuk dalam 15 program prioritas Amsakar bersama Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra. Untuk mendukung penyelesaian, pemerintah juga telah mengusulkan anggaran Rp2,7–Rp2,9 triliun ke pusat.
Meski baru enam bulan menjabat, Amsakar menegaskan tidak ingin melempar tanggung jawab pada pemimpin sebelumnya. “Masalah ini harus segera tuntas, jangan sampai masyarakat Batam kembali kecewa dengan pelayanan air,” katanya.
Suara Warga
Warga pun berharap distribusi lebih teratur. Ulil, perwakilan Tanjung Sengkuang, meminta agar penyaluran air lewat tangki tidak menunggu permintaan. “Harus terjadwal supaya kebutuhan warga dan layanan umum tetap berjalan,” ujarnya.
RDP tersebut turut dihadiri sejumlah anggota Komisi III DPRD Batam, antara lain Rival Pribadi, Muhammad Dyco Barcelona Maryon, Anang Adhan, Welfentius Tindaon, Siti Nurlailah, Ir. H. Suryanto, dan Jamson Silaban. Hadir pula Wakil Ketua Komisi I, Aweng Kurniawan (Gerindra), serta Sekretaris Komisi IV, Asnawati Atiq.
Penulis : RP
Editor : IZ