New Normal : Sebuah Tatanan Hidup Baru Dengan Perubahan Pola Fikir

- Admin

Rabu, 27 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Batam, inikepri.com – Kurang lebih dua bulan lamanya Indonesia melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka pencegahan penyebaran wabah virus Corona (Covid-19).

Hampir semua aktifitas yang bersinggungan langsung dengan manusia harus ditiadakan agar penularan wabah virus Corona tidak semakin meluas. Seluruh warga masyarakat terpaksa tidak melakukan aktifitas sosial yang dapat mengumpulkan orang banyak, perjalanan antar kota/keluar negeri (jika tidak diperlukan) hingga ke aktifitas peribadatan di rumah-rumah ibadah.

Bahkan pada waktu yang berdekatan umat Islam dan Kristen merayakan Hari Raya keagamaannya, Kenaikan Isa Almasih dan Idul Fitri, terpaksa tidak diperkenankan untuk merayakannya di tempat-tempat ibadahnya. Pemerintah Pusat dan Daerah menghimbau agar perayaan Hari Raya dan aktifitas ibadah rutin dilakukan di rumah masing-masing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pembatasan sosial seperti ini tidak hanya dilakukan di Indonesia saja, tapi juga dilakukan oleh banyak Negara di dunia yang terkena dampak wabah virus Corona.

Setelah kurang lebih dua bulan masyarakat seperti hidup dalam pembatasan ruang gerak, tidak lama lagi Pemerintah Indonesia akan mulai secara bertahap “membuka” pembatasan aktifitas sosial melalui beberapa fase yang jika tidak ada halangan akan dimulai pada 2 Juni 2020 hingga 27 Juli 2020 yang akan di evaluasi kembali pelaksanaannya setelah dimulai nanti.

Baca Juga :  Satgas Penanganan COVID-19: Masyarakat Harus Patuh Bermasker

Pemerintah menamakan fase tersebut dengan “NEW NORMAL” yang diartikan secara bebas adalah Tatanan Kehidupan Normal Yang Baru. Seperti bagaimana tatanan kehidupan yang baru ini? Penulis mencoba mengulasnya dengan pemahaman yang tidak terlalu sulit.

Tatanan Hidup Baru yang digaungkan lewat istilah “New Normal” sebenarnya adalah merubah pola pikir (mindset) atau kebiasaan yang tadinya tidak terlalu memperhatikan (aware) kebersihan dan kesehatan menjadi lebih harus diperhatikan dan dijalankan lewat kesadaran diri masing-masing.

Sebagaimana kita ketahui bersama, virus Corona dapat menular melalui sentuhan antar manusia yang sedang terpapar virus tersebut, lewat bersin yang tidak ditutup atau melalui media benda-benda yang disentuh oleh banyak orang.

Untuk itulah pada selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan di beberapa daerah, masyarakat yang beraktifitas keluar rumah wajib mengenakan pelindung diri standar seperti masker, pelindung muka (kacamata khusus), atau sarung tangan. Masyarakat juga dihimbau untuk mengurangi interaksi bersentuhan langsung dengan orang lain seperti bersalaman, atau berpelukan dengan orang lain yang ditemui.

Tidak hanya itu saja, Pemerintah juga mencanangkan gerakan bersih-bersih diri dan standar kebersihan dalam menerima barang-barang kiriman sebelum dibuka atau digunakan.

Pada fase bertahap “New Normal” ini, masyarakat kembali diperbolehkan beraktifitas seperti sedia kala namun dengan protokol kesehatan dan keamanan yang telah ditetapkan Pemerintah. Tempat-tempat aktifitas masyarakat akan dibuka secara bertahap dengan protokol kesehatan ketat yang wajib ditaati dan dijalankan oleh setiap orang. Tempat-tempat keramaian seperti, pusat perbelanjaan (Mall), pelabuhan, bandara, terminal, pasar tradisional dan lain-lain akan diawasi oleh aparat gabungan TNI-POLRI agar memastikan penerapan standar kesehatan dijalankan dan dipatuhi oleh warga masyarakat.

Baca Juga :  Tiktok, Instrumen Media Sosial Baru dalam Politik

Masyarakat diminta untuk memerhatikan kebersihan dan kesehatan diri sebelum beraktifitas keluar rumah. Penggunaan pelindung diri seperti masker, kacamata khusus atau sarung tangan harus dilakukan. Tempat-tempat keramaian publik diwajibkan memeriksa setiap orang yang akan memasuki area tersebut dengan alat pedeteksi suhu tubuh, menyediakan tempat mencuci tangan (hand sanitizer), berdiri dengan jarak aman 1-2 meter dan membatasi kerumunan massa agar tidak memenuhi satu ruangan.

Selain standar yang disebutkan diatas, masyarakat juga sangat diharapkan kesadaran dirinya untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Menjalankan pola hidup sehat dengan berolahraga rutin teratur, asupan makan bergizi, istirahat cukup dan rutin menjaga kebersihan lingkungan.

Pola fikir seperti inilah yang disebut sebagai “New Normal”. Masyarakat Indonesia harus mulai terbiasa dengan pola hidup yang seperti ini. Tidak lagi dengan pola hidup lama yang kurang peduli pada kebersihan lingkungan. Virus Corona bisa dicegah dengan meningkatkan imunitas tubuh kita dengan merubah kebiasaan dari yang sebelumnya. Jika kita dapat merubah kebiasaan tadi, pasti kita akan lebih sehat, lebih fit dan memiliki imunitas tubuh yang baik.

Baca Juga :  Pemkot Tanjungpinang Ingatkan Warga Mampu Agar Tidak Terima BLT

Terakhir, fase “New Normal” ini bukan berarti saat beberapa tempat keramaian mulai dibuka perlahan kita langsung “serbu” habis-habisan. Kita tetap boleh kembali beraktifitas seperti semula, namun kita juga harus memperhatikan standar kesehatan yang ditetapkan pemerintah agar wabah virus Corona ini tidak kembali menyebar pada fase kedua. Kehidupan harus terus berjalan, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus “terbiasa” hidup dengan virus Corona ini.

Sebagaimana pernyataan resmi dari WHO bahwa kemungkinan virus Corona ini tidak akan pernah dapat hilang, manusia harus beradaptasi agar tidak terkena penyakit tersebut hingga ditemukannya vaksin virus Corona ini.

Marilah kita sama-sama mendukung upaya Pemerintah untuk memulai fase kehidupan yang baru, sebuah fase dimana kita semua harus merubah kebiasaan yang lama menjadi kebiasaan baru demi kelangsungan hidup.

Arnold Dharmawan Arsad, SH, CPHCM
(Praktisi SDM, mantan Lawyer di Jakarta & Pemerhati Sosial)

Berita Terkait

Kejutan! Duet Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra Mungkin Terwujud di Pilwako Batam 2024
Bagaimana Pendidikan Menyelesaikan Semua Masalah Bangsa
Kekuasaan Dinasti Politik
Memahami Simbol, Lambaian Tangan Anas dan Anwar Ibrahim
Sibuk Bahas Sindikat Mafia TPPO, Lupa Musuh Besar Bangsa adalah Kemiskinan
Rudi Berpindah Partai Lagi, Mungkinkah?
Sambutan Ketua Umum GARPU Mempesona Para Undangan
Tantangan Pemilu Serentak Tahun 2024 

Berita Terkait

Kamis, 30 Mei 2024 - 11:03 WIB

Kejutan! Duet Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra Mungkin Terwujud di Pilwako Batam 2024

Kamis, 28 Desember 2023 - 08:54 WIB

Bagaimana Pendidikan Menyelesaikan Semua Masalah Bangsa

Jumat, 5 Mei 2023 - 07:38 WIB

Kekuasaan Dinasti Politik

Kamis, 27 April 2023 - 14:14 WIB

Memahami Simbol, Lambaian Tangan Anas dan Anwar Ibrahim

Rabu, 12 April 2023 - 18:51 WIB

Sibuk Bahas Sindikat Mafia TPPO, Lupa Musuh Besar Bangsa adalah Kemiskinan

Jumat, 31 Maret 2023 - 23:54 WIB

Rudi Berpindah Partai Lagi, Mungkinkah?

Jumat, 24 Maret 2023 - 21:51 WIB

Sambutan Ketua Umum GARPU Mempesona Para Undangan

Kamis, 16 Maret 2023 - 13:04 WIB

Tantangan Pemilu Serentak Tahun 2024 

Berita Terbaru

Zulhidayat, ketika membuka rapat koordinasi penyediaan loket layanan pembuatan dokumen kependudukan pada fasilitas kesehatan di kantor Disduk dan Capil Kota Tanjungpinang, Rabu (30/10). Foto: Diskominfo Tanjungpinang

Tg. Pinang

Disduk dan Capil Luncurkan Program 3 in 1

Kamis, 31 Okt 2024 - 11:08 WIB

Rajapola