Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idulfitri dan Iduladha Jadi Hari Besar Keagamaan

- Admin

Rabu, 3 April 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Umat Islam membaca Al Quran dalam acara Indonesia Quran Hours 2024 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (28/3/2024). Indonesia Quran Hours 2024 yang merupakan kegiatan membaca Al Quran secara bersama-sama itu mengangkat tema Indonesia Bersatu Indonesia Bangkit. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

Umat Islam membaca Al Quran dalam acara Indonesia Quran Hours 2024 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (28/3/2024). Indonesia Quran Hours 2024 yang merupakan kegiatan membaca Al Quran secara bersama-sama itu mengangkat tema Indonesia Bersatu Indonesia Bangkit. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

INIKEPRI.COM – Usulan Indonesia agar Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mengakui Hari Raya Idulfitri dan Iduladha telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Eksekutif UNESCO.

Dengan dukungan lebih dari 30 negara sebagai co-sponsor, proposal itu telah dibahas dan diputuskan dalam Pertemuan Dewan Eksekutif UNESCO ke-219 di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis, pada 13–27 Maret 2024, melalui Draft Decision 219/EX 37.

Hal itu disampaikan Kedutaan Besar Republik Indonesia Paris dalam siaran persnya yang diterima InfoPublik pada Selasa (2/4/2024).

Proposal itu menjadi bagian dari upaya diplomasi Indonesia untuk mempromosikan toleransi antaragama serta keragaman budaya dan agama di UNESCO. “Pengakuan resmi dari organisasi internasional seperti UNESCO akan mendorong pemahaman global tentang nilai-nilai budaya dan agama serta meningkatkan status dan citra perayaan keagamaan tersebut di mata dunia,” seperti dikutip dalam siaran pers tersebut.

Baca Juga :  Membesarkan Anak Digital: Bersama Lawan Risiko, Bangun Literasi

BACA JUGA:

Lima Negara ASEAN Usulkan Kebaya ke ICH UNESCO

Keputusan itu memiliki signifikansi penting bagi Indonesia, terutama sebagai salah satu negara dengan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia. Penetapan ini akan memperkuat profil Indonesia di panggung internasional, menegaskan nilai-nilai penting yang dijunjung tinggi oleh Indonesia seperti keberagaman, solidaritas, persatuan, dan kebersamaan.

Melalui proposal itu, Indonesia meminta UNESCO untuk mengambil langkah positif dalam mendorong nilai inklusivitas terhadap keragaman budaya dan keagamaan, terutama dalam penghormatan terhadap hari raya yang penting bagi seluruh umat Muslim di dunia.

Pengakuan itu tidak hanya akan mengirim pesan penting tentang toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan agama dan budaya di tengah masyarakat global yang semakin terhubung, tetapi juga akan memperkuat identitas keagamaan dan keberagaman lokal di negara-negara yang merayakan Idulfitri dan Iduladha. Selain itu, pengakuan ini memiliki potensi multiplier effect, yaitu mempromosikan pariwisata religi di Indonesia dengan menarik wisatawan untuk mengalami perayaan Idulfitri dan Iduladha secara langsung di tempat asalnya.

Baca Juga :  Tok! Mahkamah Agung Resmi Ceraikan UAS-Mellya

Dalam konteks meningkatnya sentimen Islamofobia, pengakuan terhadap Hari Raya Idulfitri dan Iduladha juga berperan penting dalam mempromosikan toleransi dan dialog antar agama serta berkontribusi positif terhadap upaya menciptakan perdamaian.

Keputusan itu juga akan mengubah jadwal dan agenda UNESCO, dengan menjamin bahwa tidak akan ada pertemuan resmi yang dijadwalkan pada tanggal yang bersamaan dengan Hari Raya Idulfitri dan Iduladha.

Sebelumnya, tidak ada resolusi atau keputusan resmi UNESCO yang mengakui pentingnya kedua Hari Raya tersebut, sehingga masih terjadi pertemuan UNESCO yang diselenggarakan pada hari yang sama dengan Idulfitri dan Iduladha, seperti yang terjadi pada tahun 2023, dimana pertemuan the Fifth Extraordinary Session of the General Conference diselenggarakan  bertepatan dengan Iduladha.

Baca Juga :  Ini Cara Dapatkan Subsidi Motor Listrik

Pengusulan itu dimulai pada awal 2024 dan akan dibahas pada Sidang Umum UNESCO ke-42 untuk diadopsi dan diimplementasikan oleh entitas-entitas antar pemerintah UNESCO selain Dewan Eksekutif.

Negara yang mendukung dan menjadi co-sponsor proposal Indonesia tersebut, antara lain: Algeria, Azerbaijan, Bangladesh, Brunei Darussalam, China, Colombia, Côte d’Ivoire, Djibouti, Egypt, Jordan, Kuwait, Lebanon, Libya, Malaysia, Mali, Mauritania, Morocco, Nigeria, Oman, Pakistan, Palestine, Philippines, Qatar, Russia, Saudi Arabia, Sudan, Syria, Tunisia, Turkiye, UAE, dan Yemen.

Indonesia menjabat sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027, pasca terpilih pada pemilihan Konferensi Umum UNESCO ke-42 bulan November 2023. (RBP)

Berita Terkait

Pemerintah Matangkan Regulasi Program MBG, Lintas Kementerian Siap Bersinergi
Pisang Rebus dan Segudang Manfaatnya untuk Kesehatan
Seri iPhone 17 dan iPhone Air Segera Meluncur di Indonesia, iBox Buka Pendaftaran Peminat
Akad Nikah Online, Apakah Sah Menurut Islam? Ini Penjelasan Ulama dan Fatwa MUI
Mengapa Muncul “404 Not Found”? Ini Penjelasan dan Cara Mengatasinya
MagangHub Kemnaker 2025 Buka Peluang Karier untuk Fresh Graduate, Simak Persyaratannya
Resep Kepiting Lada Hitam Simple, Praktis & Lezat
Tips Jitu Kelola Keuangan ala Gen Z: Biar Nggak Boros & Bisa Financial Freedom

Berita Terkait

Selasa, 7 Oktober 2025 - 06:55 WIB

Pisang Rebus dan Segudang Manfaatnya untuk Kesehatan

Senin, 6 Oktober 2025 - 08:24 WIB

Seri iPhone 17 dan iPhone Air Segera Meluncur di Indonesia, iBox Buka Pendaftaran Peminat

Senin, 6 Oktober 2025 - 07:16 WIB

Akad Nikah Online, Apakah Sah Menurut Islam? Ini Penjelasan Ulama dan Fatwa MUI

Minggu, 5 Oktober 2025 - 10:14 WIB

Mengapa Muncul “404 Not Found”? Ini Penjelasan dan Cara Mengatasinya

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 10:35 WIB

MagangHub Kemnaker 2025 Buka Peluang Karier untuk Fresh Graduate, Simak Persyaratannya

Berita Terbaru