INIKEPRI.COM – Dalam rangka menyambut tahun baru islam 1446 hijriah, warga perumahan Taman Raya menggelar Pawai Obor, bertempat di pelataran Masjid Raudhatul Jannah, Sabtu (6/7/2024) malam. Kegiatan ini semakin meriah lantaran dihadiri langsung oleh Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad.
Peserta pawai obor ini adalah warga dari RW 18 dan RW 42 serta Majelis Taklim yang ada di perumahan tersebut. Hal itu disampaikan oleh ketua RW 42, Muh. Fathan.
Amsakar yang didaulat melepas pawai obor, dalam pernyataannya, menyampaikan apresiasi dengan diselenggarakan kegiatan dalam menyambut hari bersejarah bagi umat islam ini.
“Ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan di Taman Raya dalam rangka menyambut tahun baru islam. Melihat antusiasme dengan melihat jumlah peserta mencapai 14 kontingen, saya patut mengapresiasi kepada warga dan seluruh perangkat di perumahan Taman Raya. Ini menandakan perumahan Taman Raya insya Allah diberkahi Allah SWT,” kata Amsakar.
Amsakar menyebut, bulan Muharram menyimpan banyak sejarah bagi umat Islam di seluruh dunia. Salah satunya adalah pada Bulan Muharram ini dipercaya sebagai bulan di mana Nabi Adam AS dan Hawa diciptakan oleh Allah SWT. Peristiwa ini menandai awal mula kehidupan manusia di bumi.
“Selain itu, Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah terjadi pada tanggal 1 Muharram tahun 622 M. Inilah yang menjadi peristiwa penting yang mengawali kalender Hijriah,” jelas Amsakar.
Amsakar juga mengajak warga yang hadir untuk memaknai peringatan Tahun Baru Islam 1446 Hijriyah ini sebagai momentum untuk terus memperbaiki diri. Mengingat kembali tahun 1445 Hijriyah sebagai bekal menyongsong tahun 1446 Hijriyah yang lebih baik. Utamanya dalam gerak menjaga dan melaksanakan ibadah.
Amsakar juga mengingatkan warga untuk dapat menahan diri dari perbuatan yang dapat menjerumuskan pada keburukan.
“Jadikan tahun 1445 Hijriyah tahun lalu sebagai momentum untuk kita bisa lebih baik lagi menjalani tahun 1446 Hijriyah yang sudah hadir,” tutup Amsakar.
Tradisi Pawai Obor
Dikutip dari jurnal Universitas Islam Nusantara yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam Tradisi Pawai Obor 1 Muharram”, sejak awal perkembangannya, agama Islam di Indonesia telah menerima akomodasi budaya. Pendekatan agama dengan menggunakan unsur-unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat sering kali efektif dalam menyampaikan dakwah agama Islam.
Salah satu contohnya adalah pawai obor yang kerap dilaksanakan pada hari besar Islam, termasuk saat memperingati awal tahun baru Islam, 1 Muharram. Tradisi tersebut dimaksudkan untuk menyambut kedatangan tahun baru Islam 1 Muharram ini dengan rasa syukur telah bergantinya tahun baru Islam.
Di mana tahun baru Islam merupakan suatu hari yang sangat penting bagi umat Islam karena menandai peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam yaitu memperingati hijrahnya Nabi Muhammad SAW, dari Kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 1 Muharram tahun baru bagi umat Islam.
Sehingga untuk memperingati momen tersebut, masyarakat Indonesia biasanya mengadakan pawai obor secara bersama di tanggal 1 Muharram. Masyarakat melaksanakannya dengan rasa senang dan gembira menyambut kedatangan awal 1 Muharram peristiwa yang sangat bersejarah bagi umat Islam.
Makna Tradisi Pawai Obor 1 Muharram
Dikutip dari jurnal Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul “Tradisi Pawai Obor dalam Memperingati Tahun Baru Islam di Kabupaten Purwakarta”, mayoritas masyarakat Indonesia mengikuti tradisi pawai obor sebagai bentuk penghormatan terhadap syiar-syiar Allah.
Sayyidina Umar menetapkan tahun dan bulan Hijriah berdasarkan semangat hijrah Nabi Muhammad SAW ketika umat Islam di Madinah mengangkat beliau sebagai pemimpin. Oleh karena itu, tahun baru Hijriah bukan sekadar pergantian kalender, tetapi juga mengandung nilai-nilai semangat hijrah Nabi dan para sahabatnya.
Tradisi pawai obor yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia merupakan perayaan penting untuk memperingati tahun baru Islam. Pawai obor bukan hanya sekadar budaya untuk kegembiraan semata, tetapi juga memiliki manfaat sosial, seperti menjalin silaturahmi dan membuat masyarakat erat dalam kebersamaan hal ini menyebabkan masyarakat hidup rukun dan damai.
Penulis : DI
Editor : IZ