INIKEPRI.COM – Minum teh hangat setelah makan memang terasa menyegarkan. Aromanya yang khas dan rasanya yang lembut sering membuat kebiasaan ini jadi rutinitas harian banyak orang.
Namun, di balik sensasi segarnya, ternyata ada risiko kesehatan yang perlu diperhatikan. Dilansir dari halodoc.com, teh mengandung asam fitat yang bisa menghambat penyerapan zat besi, seng, dan magnesium. Jika kebiasaan ini dilakukan terus-menerus, tubuh bisa berisiko mengalami anemia akibat kekurangan zat besi.
Tak hanya itu, kandungan tanin dalam teh bersifat astringen, yang dapat memperlambat kerja usus. Akibatnya, sebagian orang bisa mengalami konstipasi (sembelit), bahkan pada kasus tertentu justru memicu diare.
Bagi penderita gangguan lambung, minum teh setelah makan juga dapat menstimulasi produksi asam lambung berlebih. Hal ini bisa menimbulkan rasa perih, mual, heartburn, atau memperburuk kondisi seperti iritasi lambung dan GERD.
Meski begitu, sebuah studi berjudul Association between Tea Consumption and Gastroesophageal Reflux Disease (2019) menyebut bahwa secara umum tidak ada hubungan signifikan antara kebiasaan minum teh dan risiko GERD. Hanya saja, pada individu tertentu, konsumsi teh memang dapat meningkatkan risikonya, sehingga penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan.
Agar tetap sehat, para ahli menyarankan memberi jeda waktu 30–60 menit sebelum minum teh setelah makan. Alternatif lain yang lebih aman adalah dengan mengonsumsi air putih, yang justru membantu melancarkan proses pencernaan sekaligus menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Penulis : DI
Editor : IZ