Batam, – inikepri.com – Namanya, Teo Cing Khuan. Dia bertempat tinggal di Pancur Swadaya, Piayu. Sehari-hari, dia mencari nafkah dengan cara mengumpulkan botol bekas dari sekitar Tanjung Piayu.
Menempati sebuah ruangan yang sempit berukuran 1,5 meter kali 3 meter. Disini, dia dengan seorang istri dan seorang anak hidup bersama.
Istrinya telah lama mengalami gangguan mental, begitu juga anaknya yang bernama Aminah. Anaknya yang kini berusia 28 tahun malah dibiarkan tetap tinggal didalam ruangan itu.
Sempit, berair, kotor dan berbau, mereka bertiga berkehidupan disana. Memang tempat yang mereka tempati diatas lahan milik keluarga. Bahkan, sang adik juga tinggal disebelahnya. Tapi terpisah oleh batasan dinding.
Ruangan yang mereka tempati sebagai tempat tinggal itu hanya terdiri dari sebuah kasur yang terlihat sangat kotor. Dari jauh, bau menyengat dapat kita rasakan. Belum lagi lalat yang berterbangan. Ada sebuah bilik mandi, yang gelap terlihat dari luar.
Untuk kegiatan memasak, mereka menggunakan sebuah tempat didepan rumah, tepat disebelah mereka memilah hasil memulung. Jauh dari kata layak, tungku gelap menghintam. Tidak ada kompor, hanya sebuah tungku yang mereka buat dengan berbahan bakar kayu.
Sebuah pemandangan yang menyayat hati, melihat keadaan mereka. Mendengar kabar tentang keluarga ini, Internasional Bussines Asociaton (IBA) Batam langsung bergerak cepat memberikan perhatiannya.
Jum’at (24/04), Jam 14:30 WIB, IBA yang dipimpin langsung Shan Shan, ketua IBA Batam bergerak menuju ke lokasi.
Sesampainya disana, mereka disambut langsung oleh ketua RT 01, Ibu Dewi. Mereka langsung bergerak menuju ke rumah Teo Cing Khuan.
Didepan rumah, kami melihat sebuah peristiwa yang menggetarkan hati. Pak Teo Cing Khuan yang sedang memilah botol dibantu sang istri. Sedih dan haru, kami berusaha menahan getir.
Dewi, RT 01 mengaku sangat berterima kasih kepada IBA yang turut serta membantu keluarga ini.
“Keluarga ini sebenarnya rutin mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dari Yayasan Marga Tionghoa, Buddha Tzu Chi, tercatat selalu berbagi,”kata Dewi.
“Kami bersyukur dan berterima kasih atas perhatian IBA, dalam hal ini ibu Shan Shan. Yang mau turun langsung membantu,” ungkapnya lagi.
“Saat ini, kami sedang mengupayakan listrik dan air di rumah mereka. Sudah kami ajukan, semoga dalam waktu dekat terpasang,”tambah Dewi.
Shan Shan, ketua IBA mengaku menahan tangis saat melihat kondisi keluarga ini.
“Sedih, tak tega. Tak terbayang oleh kami, bagaimana mereka berkehidupan diruangan seperti itu,” ungkap Shan Shan.
“Kami berharap, semoga semakin banyak perhatian ke mereka dari pihak lain. Mereka layak mendapatkan kasih sayang dari kita semua,”tutupnya.
Berikut video eksklusif yang direkam inikepri.com :
https://www.instagram.com/p/B_XKlP1pDn4/?igshid=emba3sy2yw0l