Batam, inikepri.com – Pariwisata Batam siap untuk bangkit kembali pascaberakhirnya pandemi corona virus disease (Covid-19).
“Pemerintah bersama pelaku pariwisata di Kota Batam siap untuk rebound pasca-Covid ini,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata di Batam Centre, Kamis (28/05).
Tak sekadar omongan, langkah strategis juga telah disiapkan untuk ‘recovery’ sektor pariwisata Batam dalam mengatasi pandemi Covid-19. Antara lain dengan penataan destinasi wisata, penyelenggaraan event khususnya bersifat religi, serta melanjutkan pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Untuk penataan destinasi kita juga sudah mengusulkan ke Kementerian Pariwisata. Ada beberapa lokasi yang kita usulkan untuk ditata, supaya semakin menarik bagi wisatawan,” tuturnya.
Pertama, pembuatan lanskap, taman, air mancur, dan lampu hias di Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah. Masjid yang berlokasi di Tanjunguncang ini juga akan dilengkapi dengan tourist information center.
“Masjid Sultan ini jadi destinasi utama yang akan kita lengkapi fasilitasnya. Karena sejak dibuka akhir tahun lalu, jumlah pengunjungnya sudah lebih kurang 1.000-1.500 orang per bulan, termasuk wisatawan mancanegara,” terang Ardi.
Lokasi selanjutnya yang akan ditata adalah Dataran Engku Hamidah. Taman yang berada di Jalan Raja H Fisabilillah ini akan dimeriahkan dengan lampu-lampu hias.
Usulan berikutnya adalah pembangunan gazebo dan tourist information center di Pulau Putri. Pulau perbatasan negeri yang masuk wilayah Kecamatan Nongsa ini dikunjungi 500-1.000 orang per bulannya.
“Kita juga mengajukan untuk pembuatan galeri lukisan di Museum Batam Raja Ali Haji. Sekaligus penambahan lampu sorot, perbaikan tangga, dan pengadaan sound system pagelaran. Serta penambahan lampu taman di Dataran Engku Putri, lokasi museum berada,” sebut mantan Kabag Humas Setdako Batam ini.
Komplek pemakaman zuriat Nong Isa di Nongsa juga tak luput dari rencana penataan. Usulan yang diajukan antara lain pengecatan, perbaikan tangga, dan gazebo.
“Ini semua usulan untuk bulan Juli 2020, apabila sudah masa recovery. Tapi jika belum, mungkin di September,” kata dia.
Untuk dunia usaha, pemerintah juga memberikan penundaan pajak selama tiga bulan. Serta penghapusan denda pajak sampai dengan 30 Juni 2020.
Diakui Ardi, pandemi Covid-19 ini berpengaruh besar terhadap angka kunjungan pariwisata Batam. Terjadi penurunan signifikan terutama saat Malaysia dan Singapura menerapkan lockdown wilayahnya.
Selain pendapatan asli daerah sektor jasa hiburan berkurang signifikan, pandemi ini juga berdampak pada para pekerja pariwisata. Lebih kurang ada 6.000 orang pekerja pariwisata di Batam yang terdampak. Di antaranya pramuwisata, pekerja hotel, restoran, spa, penyelenggara event, toko oleh-oleh, pekerja seni, musisi, wisata golf, agen perjalanan.