Surabaya, inikepri.com – Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini atau yang kerap disapa Risma membuat hebh dengan sujud di kaki seorang dokter. Kendati banyak mendulang simpati, namun aksinya dianggap berlebihan layaknya pemain drama.
Melalui unggahan video yang beredar viral, terlihat pertemuan yang diadakan oleh wali kota dengan IDI dan para direktur Rumah Sakit di Surabaya. Seorang dokter ahli paru dari Rumah Sakit Dr. Soetomo kemudian menceritakan tentang kondisi rumah sakit yang kelebihan muatan (overload).
Mendengar penjelasan tersebut, Risma tanpa disangka-sangka justru bersujud di kaki sang dokter. Ia terlihat menolak untuk bangkit meski telah ditopang oleh orang-orang di sekitarnya. Sambil bersujud, Risma diketahui meminta maaf berulang kali.
Sosok wali kota yang terkenal dengan sikapnya yang keras ini, tak biasanya menunjukkan perilaku serupa. Risma sebelumnya justru berulang kali kepergok marah ketika melakukan sidak dan memimpin rapat.
Bahkan, wanita yang telah memimpin Surabaya selama dua periode ini sempat berteriak-teriak di telepon lantaran bantuan mobil PCR yang ia pesan untuk pemeriksaan Covid-19, tidak jadi datang.
Melihat aksi sujud Risma di kaki dokter, ada beberapa netizen yang justru menganggapnya berlebihan. Akun @boedi_wie berkomentar, “Maaf, bagi saya bu Risma gak perlu seperti itu Saya mengagumi beliau sebagai pimpinan yg total bekerja untuk rakyatnya tapi hal seperti ini agak berlebihan.”
Hal senada juga diungkapkan oleh akun @mukti_nursaid yang berkomentar, “Maaf itu proses syuting film apa ya?”
Akun @Jumatpagi juga turut menuliskan kalimat pedas, “Drama banget, pencitraannya total.”
Risma sendiri mengaku telah mengerahkan camat dan lurah untuk menegakkan kampung tangguh. Namun, penyebaran Covid-19 di Surabaya justru rawan terjadi di daerah pemukiman mewah.
Hingga saat ini, angka penderita Covid-19 di Jawa Timur menjadi yang tertinggi se-Indonesia. Tercatat sebanyak 11.805 orang dinyatakan positif Covid-19, 3.891 berhasil sembuh, dan 863 lainnya meninggal dunia. Jumlah tersebut mampu mengalahkan DKI yang sebelumnya menduduki posisi pertama.
Beberapa kebijakan diketahui sudah ditempuh Risma demi meminimalisir penyebaran Covid-19 di Surabaya, mulai dari penyemprotan disinfektan secara masif di berbagai tempat, pembagian sembako, posko jamu dan makanan sehat untuk warga secara gratis, dan pembagian masker. Namun, langkah ini masih belum efektif untuk menekan kurva penyebaran virus corona.
Hops.id