Kasihan! Proses Buat Bantal Bulu Angsa. Dicabut Paksa Padahal Masih Hidup

- Admin

Rabu, 1 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Batam, inikepri.com – Cuitan soal bantal yang menggunakan bulu angsa sebagai bahan utamanya yang diunggah akun Twitter @malegorgon menjadi perbincangan warganet. Akun tersebut mengunggah video yang menampilkan pembuatan bantal mahal yang nyaman itu.

Tak disangka, proses pembuatan bantal itu dilakukan secara sadis. Bulu halus tersebut ternyata diambil secara paksa dari angsa-angsa yang masih hidup.

Selama ini gue pikir bantal/ guling dibuat dari angsa yang udah mati. Ternyata….,” tulis akun @malegorgon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengutip dari LineToday, Jumat 25 Juni 2020, dapat dibuktikan bahwa pencabutan bulu dari angsa yang masih hidup ini terjadi di Cina. Terlihat betapa kejamnya para pekerja mencabuti bulu dari angsa yang masih hidup.

Baca Juga :  Cabul! Pria Ini Angkat Sarung Lalu Gesek-gesek Jamaah Perempuan Lagi Salat

Dari akun resmi organisasi People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) United Kingdom, para pekerja menginjak leher dan sayap angsa serta mengikat kakinya agar memudahkan mereka dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini menyebabkan trauma berupa rasa sakit yang luar biasa serta luka yang menganga pada tubuh angsa.

Yang menyedihkan, pemasok bulu angsa mengakui berbohong soal pencabutan bulu saat masih hidup atau yang disebut live-plucking ini kepada distributor, karena mereka paham bahwa hal tersebut adalah hal yang mengerikan untuk disampaikan kepada pembeli.

Mereka juga mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara bulu yang dicabuti ketika angsa masih hidup maupun yang sudah mati. Parahnya banyak dari angsa yang mengalami penyiksaan ini beberapa kali sebelum akhirnya disembelih.

Baca Juga :  Mau Subsidi Motor Listrik Rp7 Juta Gak? Simak Mekanismenya Nih

Sontak, unggahan yang dibagikan akun bernama Nanas itu viral di media sosial dan menjadi perhatian publik.

Utk brand2 besar biasanya udah tersertifikasi, namanya Responsible Down Testing (RDS), pasti ada di labelnya, selama sudah certified terjamin sudah melewati proses yg distandardisasi internasional (no animal cruelty),” komentar @Zulh**syah.

Baca Juga :  Viral, Video Ustaz Meninggal saat Sujud dalam Salat

Sebagai orang yang pernah wax bulu kaki, gue gak kebayang sih sakitnya amgsa kaya gimana dicabutin bulunya sebadan sampai berdarah,” tulis @Alk**ra.

Ini alasan aku gak mau make jaket/celana/sleeping bag goose down, gak tega akutuh sama angsa-angsa itu. Dan pantes aja harga barang-barang yang berbahan bulang itu mehong ternyata diambil dari angsa yang masih hidup,” kata @Ayu_Ke**ting.

Bayangin elu dipelihara, rambut lu dicabutin mpe akar, dibiarin sampe tumbuh lagi, dicabutin lagi. APA GA PINGIN BUNUH DIRI OIIIII. Eh. Bunuh yg miara aja. Trus kabur,” komentar @ayyut**tto.

Berita Terkait

Kemenkes Luncurkan SATUSEHAT untuk Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Terintegrasi
Mengenal Lebih Dekat Helikopter AS 565 MBe Panther Aset Vital TNI AL
BPOM Terbitkan Peraturan Baru Batas Cemaran dalam Kosmetik
Kementerian Kesehatan Anjurkan Skrining Kesehatan Jiwa Sekali Setahun untuk Semua Kalangan
Kementerian Kesehatan: Klaim Pandemi COVID-19 Rekayasa Adalah Informasi Palsu
Cegah Loker Palsu, Kemnaker Siapkan Call Center
Kepala BNN Beri Dukungan Film Karya Mantan Pecandu Narkotika
Merdeka Belajar: Transformasi Pendidikan Indonesia dengan Teknologi dalam Lima Tahun Terakhir
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 1 November 2024 - 07:16 WIB

Kemenkes Luncurkan SATUSEHAT untuk Tingkatkan Pelayanan Kesehatan Terintegrasi

Senin, 28 Oktober 2024 - 09:43 WIB

Mengenal Lebih Dekat Helikopter AS 565 MBe Panther Aset Vital TNI AL

Senin, 28 Oktober 2024 - 09:42 WIB

BPOM Terbitkan Peraturan Baru Batas Cemaran dalam Kosmetik

Sabtu, 26 Oktober 2024 - 10:10 WIB

Kementerian Kesehatan Anjurkan Skrining Kesehatan Jiwa Sekali Setahun untuk Semua Kalangan

Kamis, 24 Oktober 2024 - 08:19 WIB

Kementerian Kesehatan: Klaim Pandemi COVID-19 Rekayasa Adalah Informasi Palsu

Senin, 14 Oktober 2024 - 06:43 WIB

Cegah Loker Palsu, Kemnaker Siapkan Call Center

Selasa, 8 Oktober 2024 - 07:46 WIB

Kepala BNN Beri Dukungan Film Karya Mantan Pecandu Narkotika

Jumat, 4 Oktober 2024 - 09:14 WIB

Merdeka Belajar: Transformasi Pendidikan Indonesia dengan Teknologi dalam Lima Tahun Terakhir

Berita Terbaru

Zulhidayat, ketika membuka rapat koordinasi penyediaan loket layanan pembuatan dokumen kependudukan pada fasilitas kesehatan di kantor Disduk dan Capil Kota Tanjungpinang, Rabu (30/10). Foto: Diskominfo Tanjungpinang

Tg. Pinang

Disduk dan Capil Luncurkan Program 3 in 1

Kamis, 31 Okt 2024 - 11:08 WIB

Rajapola