INIKEPRI.COM – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berupaya mewujudkan target 100 kota cerdas (Smart City) di Indonesia dengan memprioritaskan akselerasi penyelesaian infrastruktur digital hingga 2024.
“Program prioritas Kominfo 2024 terfokus pada penyelesaian proyek atau kegiatan yang diarahkan pada akselerasi penyelesaian infrastruktur digital, karena kita sadar bahwa itu jadi prasyarat untuk kita menjadi negara maju (melalui Samrt City, red),” ujar Menteri Kominfo (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) dengan tema Infrastruktur Digital Menuju 100 Smart City di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, pada Jumat (3/11/2023).
BACA JUGA :
Ini Tugas Satgas Anti Hoaks Kominfo untuk Pemilu Damai 2024
Ini Tiga Langkah Kominfo Sikat Habis Perjudian Online
Menkominfo Budi Ari menjelaskan, dalam melaksanakan akselerasi penyelesaian infrastruktru digital, Kementerian Kominfo menerapkan tiga langkah strategis, yaitu menggelar program penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, program pengolah spektrum frekuensi standar perangkat dan pelayanan publik, dan program pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Ketiga program itu, dinilai penting dalam menghadapi tantangan pembangunan infrastruktur digital di Indonesia yang memiliki kondisi geografis beragam dan wilayah sangat luas.
“Kita sadar kita negara yang sangat besar, hampir 191 juta hektare (ha) daratan dan juga dua kali lipat lebih adalah lautan yang sangat besar dan luas,” ungkapnya.
Oleh karena itu pilihan teknologi untuk program digitalisasi kota itu dinilai harus sangat cerdas, dengan mencakup semua pendekatan.
“Semua aspek teknologi harus kita wujudkan, termasuk juga pilihan satelit karena memang daerah kita banyak tersebar sehingga kalau menarik kabel optik memakan waktu dan biaya sehingga pilihan satelit sangat tepat bagi bangsa Indonesia,” kata Budi Arie Setiadi.
Sementara itu, Juru Bicara Otorita Ibu Kota Negara Nusantara (IKN), Troy Pantouw, mengatakan sejatinya IKN dibangun sebagai percontohan kota cerdas melalui konsep smart and sustainable forest city.
Konsep itu merupakan suatu konsep baru yang menjelaskan bagaimana masyarakat di sebuah kota hidup berdampingan dengan alam, yang diimplementasikan melalui pembangunan rumah teknologi (tekno house).
“Di IKN kami membangun kalau boleh dikatakan konsep tekno house atau disebut dengan rumah teknologi yang akan dimanfaatkan di implementasikan ibu kota Nusantara. Ada berbagai provider yang akan menyatu dalam konteks teknologi misalnya ada flying car atau mobil terbang,” tutur Troy.
Selain itu, IKN juga menerapkan berbagai terobosan terkait transformasi digital untuk meningkatkan kualitas hidup warga nantinya.
Misalnya mengintegrasikan teknologi canggih Internet of Thing (IoT) dalam infrastruktur IKN, mengurangi emisi karbon, hingga membangun sekolah cerdas berkonsep IEP (integrated education platform) yang memiliki ruang kelas digital (digital classroom).
“Yang paling penting adalah bahwa konsep smart city itu akan melibatkan pemangku kepentingan, berarti ada inklusi sosial yang terjadi di dalamnya,” jelas dia.
Sementara itu Deputi Bidang Kemanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN, Sulistyo, menyoroti keamanan infrastruktur digital di smart city, khususnya di IKN.
Terlebih dalam smart city, semua layanan masyarakat akan sangat terhubung pada listrik dan transportasi.
“Kita tahu semua layanan di perkotaan modern atau smart city itu semua terhubung hyper connected, yang bergantung kepada misalnya listrik, transportasi. Ketika salah satu sistem terganggu maka akan mengganggu seluruhnya,” kata Sulistyo.
Untuk itu pihaknya Bersama Kementerian Kominfo sudah melakukan kerja sama meningkatkan literasi digital dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) digital atau talenta digital keamanan siber.
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan SDM keamanan siber yang diproyeksi mencapai 39 ribu orang hingga dua tahun kedepan.
“Kami bekerja sama dengan Badan Pengembangan SDM dari Kominfo, kami sudah bikin perjanjian kerja sama (PKS), sudah jalan dan ini nantinya tak hanya pegawai BSSN, tetapi juga penanggung jawab di pemerintahan daerah, pemerintahan provinsi yang menangani sistem pemerintahan berbasis elektronik ataupun mengelola sistem elektronik,” pungkas Sulistyo.
Turut hadir dalam acara itu Executive Director Comsnets Representative ID, Ade Melita. (RP)