Struktur Utang Luar Negeri Indonesia Tetap Sehat

- Admin

Kamis, 16 Mei 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi. Foto: Istimewa

Ilustrasi. Foto: Istimewa

INIKEPRI.COM – Struktur Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

 

Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono di Jakarta, Rabu (15/5/2024) menjelaskan, sehatnya struktur ULN Indonesia tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,3 persen dari 29,8 persen pada triwulan sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,8 persen dari total ULN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” ujar Erwin.

Baca Juga :  Utang Luar Negeri Indonesia Februari 2024 Terkendali

 

Ia menambahkan, peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

 

ULN Indonesia Menurun

 

Erwin menuturkan, ULN Indonesia pada triwulan I 2024 menurun. Posisi ULN Indonesia pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 403,9 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada triwulan IV 2023 yang sebesar 408,5 miliar dolar AS.

 

Penurunan posisi ULN ini bersumber dari ULN sektor publik maupun swasta. Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,02 persen (year on year/yoy), setelah tumbuh 3,0 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.

 

“ULN pemerintah mencatat penurunan. Posisi ULN pemerintah pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 192,2 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar 196,6 miliar dolar AS,” kata Erwin.

 

Secara tahunan, Erwin memaparkan, ULN pemerintah terkontraksi sebesar 0,9 persen (yoy), setelah tumbuh 5,4 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Baca Juga :  Menkeu Pastikan Utang RI di IMF sudah Lunas

 

Penurunan posisi ULN pemerintah terutama dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

 

“Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara fleksibel dan oportunistik dalam aspek timing, tenor, currency, dan instrumen untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal,” ujarnya.

 

Erwin menambahkan, sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas pemerintah yang utamanya mencakup sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (21,1 persen dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,3 persen); Jasa Pendidikan (16,9 persen); Konstruksi (13,7 persen); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,6 persen).

 

“Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen dari total ULN pemerintah,” tegas Erwin.

 

ULN Swasta Menurun

 

Erwin menyatakan, ULN swasta juga menurun. Posisi ULN swasta pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 197,0 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar 198,4 miliar dolar AS.

 

Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,8 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan lalu sebesar 1,2 persen (yoy). Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) dan lembaga keuangan (financial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 1,8 persen (yoy) dan 1,6 persen (yoy).

 

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 78,3 persen dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1 persen terhadap total ULN swasta.

Penulis : RBP

Editor : IZ

Berita Terkait

BNI Masuk 100 Perusahaan Terbesar di Indonesia versi Fortune Indonesia
Pertamina Patra Niaga Imbau Pengguna Pertalite Segera Daftar untuk Akses Subsidi BBM
BPS Catat Inflasi 2,12 persen di Agustus 2024: Beras dan Bensin Jadi Pemicu Utama
Pemerintah Gencarkan Strategi Pengentasan Kemiskinan Ekstrem melalui Program Terpadu
Nilai Tukar Rupiah Terus Menguat, Lampaui Mata Uang Regional Lainnya
Ini Cara Mengurus PIRT bagi Pemilik UMKM Bidang Pangan
Tiga Tahun OSS Berbasis Risiko, 10 Juta NIB telah Diterbitkan
APBN 2025: Pilar Utama Jaga Keberlanjutan Pembangunan Nasional

Berita Terkait

Senin, 9 September 2024 - 08:13 WIB

BNI Masuk 100 Perusahaan Terbesar di Indonesia versi Fortune Indonesia

Rabu, 4 September 2024 - 08:00 WIB

Pertamina Patra Niaga Imbau Pengguna Pertalite Segera Daftar untuk Akses Subsidi BBM

Selasa, 3 September 2024 - 08:14 WIB

BPS Catat Inflasi 2,12 persen di Agustus 2024: Beras dan Bensin Jadi Pemicu Utama

Kamis, 29 Agustus 2024 - 07:55 WIB

Pemerintah Gencarkan Strategi Pengentasan Kemiskinan Ekstrem melalui Program Terpadu

Kamis, 22 Agustus 2024 - 07:37 WIB

Nilai Tukar Rupiah Terus Menguat, Lampaui Mata Uang Regional Lainnya

Rabu, 21 Agustus 2024 - 07:57 WIB

Ini Cara Mengurus PIRT bagi Pemilik UMKM Bidang Pangan

Senin, 19 Agustus 2024 - 07:47 WIB

Tiga Tahun OSS Berbasis Risiko, 10 Juta NIB telah Diterbitkan

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 09:59 WIB

APBN 2025: Pilar Utama Jaga Keberlanjutan Pembangunan Nasional

Berita Terbaru

Rajapola