INIKEPRI.COM – Dede Ari Alyane, seorang jemaah calon haji (JCH) asal Pelalawan, Riau, mencuri perhatian sebagai salah satu jemaah termuda di kelompok terbang (kloter) 8 embarkasi Batam (BTH).
Di usianya yang baru menginjak 19 tahun, Dede bahkan dipercaya mengemban amanah sebagai ketua regu (karu)
Perjalanan Dede menuju Tanah Suci dimulai dari kediamannya di Desa Genduang Kecamatan Pangkalan Lesung Pelalawan pada pukul 9 malam.
Setelah menempuh perjalanan darat, ia tiba di Pekanbaru pada pukul 4 pagi keesokan harinya. Setelah melalui proses pemeriksaan x-ray di bandara pada pukul 6 , ia bersama rombongan jemaah akhirnya menuju Batam tepat pukul 8 pagi, Kamis (8/5/2025).
Kesempatan menunaikan ibadah haji yang didapatnya merupakan hasil pelimpahan porsi haji dari sang ayah. Ia bercerita menerima pelimpahan porsi haji ini saat masih duduk di kelas 1 SMA pada tahun 2021.
Ditemui di embarkasi Batam, Dede pun mengungkapkan perasaannya.
“Senang karena di usia muda bisa ke Tanah Suci, tapi ada beban tersendiri karena merasa belum pantas. Di usia muda ini masih banyak hal yang belum sesuai dengan keinginan orang tua yang kadang masih saya lakukan,” tuturnya.
Menjadi haji di usia muda menghadirkan tantangan tersendiri bagi Dede. “Tantangan terberat menjadi haji muda adalah harus menjadi contoh bagi masyarakat dan pemuda di sekitar, menjaga nama baik diri sendiri, dan pandangan orang terhadap kita,” ungkapnya.
Sebagai ketua regu (Karu), Dede menyadari tanggung jawabnya untuk melayani jemaah, terutama para lansia.
“Harus memiliki tekad melayani jemaah, diawali dengan niat yang kuat untuk membantu sesama, terlebih terhadap lansia yang lebih tua. Ada beban juga, rasa tidak mampu karena diri sendiri belum tentu bisa memimpin diri sendiri, apalagi harus memimpin orang lain, lansia, mereka lebih banyak pengalaman. Ini tantangan di Tanah Suci,” jelasnya.
Modal utama yang dipersiapkan Dede sebagai karu adalah kesabaran dan kemampuan untuk mengajak jemaah lansia beribadah tanpa paksaan. “Kita harus bisa mengajak mereka melakukannya karena perlu, bukan terpaksa,” katanya.
Terkait pemahaman manasik haji, Dede mengaku sudah memiliki bekal, namun ia tetap berencana untuk aktif bertanya kepada ketua rombongan (Karom) dan Karu lain yang lebih berpengalaman mengenai teknis pelaksanaan di lapangan.
Ketika ditanya terkait pelayanan di Embarkasi Batam, Dede pun memberi apresiasi. “Pelayanan di Embarkasi Batam saya nilai sangat baik, dan sangat ramah terutama terhadap lansia, sangat diutamakan, karena mereka tua dan rentan untuk sakit, karena itu diprioritaskan,” pungkasnya.
Kisah Dede Ari Alyane ini menjadi inspirasi dan menunjukkan semangat generasi muda dalam menunaikan ibadah haji, serta kesiapannya mengemban tanggung jawab sebagai karu yang membantu petugas kloter selama di Tanah Suci.
Sebelum kedatangan Dede yang tergabung dalam kloter 8 BTH, di hari yang sama embarkasi Batam telah memberangkatkan 444 jemaah kloter 7 BTH asal Indragiri Hilir Riau.
Dengan diberangkatkannya kloter 7 BTH, sebanyak 3.105 dari 11.840 jemaah embarkasi Batam telah terbang ke Tanah Suci.
Penulis : RP
Editor : IZ