INIKEPRI.COM — Di antara kesibukan ruang-ruang parlemen yang kian padat dengan agenda legislatif dan suara rakyat yang tak henti mengetuk, Ketua DPRD Kota Batam, Muhammad Kamaluddin, mengambil jeda. Sebuah jeda yang penuh makna. Bukan untuk merespons isu politik, melainkan untuk menyampaikan sebuah ucapan ulang tahun—kepada seorang pemimpin perempuan yang turut mengarahkan haluan Batam: Li Claudia Chandra, Wakil Wali Kota Batam sekaligus Wakil Kepala BP Batam.
Hari ini, 53 tahun usia Li Claudia genap. Dan dari balik podium wakil rakyat, Kamaluddin tak hanya menyampaikan kalimat selamat, tetapi juga menyematkan harapan, doa, dan penghargaan yang menyiratkan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar hubungan antarpejabat.
“Selamat ulang tahun yang ke-53 kepada Ibu Li Claudia Chandra. Semoga senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan, dan kebijaksanaan dalam setiap pengabdian,” ujar Kamaluddin dalam sebuah video yang diunggah di kanal resmi YouTube Sekretariat DPRD Kota Batam.
Namun, seperti halnya kalimat yang tulus, ucapan Kamaluddin tak berhenti di permukaan. Ia membawa pesan yang melampaui rutinitas seremonial. Dalam kata-katanya, tersirat peneguhan akan pentingnya kehadiran pemimpin yang bukan hanya teknokratis, tapi juga memiliki daya inspiratif.
“Langkah Ibu tidak hanya membangun daerah, tetapi juga menyalakan semangat bagi banyak orang untuk terus berkarya, berani bermimpi, dan berbuat nyata bagi kemajuan bersama,” lanjutnya, sebelum menutup dengan kalimat yang menggambarkan esensi kepemimpinan itu sendiri:
“Teruslah menjadi cahaya dan inspirasi bagi masyarakat Batam dan negeri ini.”
Membaca Kepemimpinan dalam Doa
Apa makna sebuah ucapan ulang tahun dari seorang Ketua DPRD kepada Wakil Wali Kota? Dalam kacamata politik yang keras dan penuh kalkulasi, mungkin tidak banyak. Namun dalam pandangan publik, terutama mereka yang merindukan pemimpin yang saling menghargai dan menyemangati, ucapan ini adalah tanda bahwa politik belum sepenuhnya kehilangan nuraninya.
Li Claudia bukan sosok asing dalam panggung kepemimpinan Batam. Sejak menjabat sebagai Wakil Wali Kota dan Wakil Kepala BP Batam, ia telah menghadapi beragam tantangan mulai dari penataan kawasan, pelayanan publik, hingga investasi. Tapi seperti yang disampaikan Kamaluddin, tugas seorang pemimpin tidak hanya soal menyelesaikan target pembangunan.
Ada dimensi yang lebih halus tapi mendasar: menjadi inspirasi. Di titik inilah peran Li Claudia diapresiasi oleh Kamaluddin—sebagai pemimpin yang tak hanya bekerja dalam diam, tetapi juga menghadirkan harapan dalam kerja-kerja nyatanya.
Simbol Kepemimpinan Perempuan
Ucapan ini juga secara tak langsung menjadi refleksi akan semakin besarnya peran perempuan dalam kepemimpinan lokal. Di tengah arus dominasi maskulinitas dalam birokrasi dan politik, Li Claudia berdiri sebagai pengecualian yang mewakili perubahan zaman.
Kamaluddin, melalui ucapannya, tak hanya memberi penghargaan personal, tetapi juga menyuarakan pengakuan institusional terhadap perempuan yang memimpin bukan sebagai pelengkap, melainkan sebagai pendorong kemajuan daerah.
Di mata publik, figur seperti Li Claudia dan pemimpin lain yang mampu menginspirasi dengan ketulusan dan kerja nyata adalah simbol bahwa politik bukan semata pertarungan kuasa, melainkan medan pengabdian. Dan dalam pengabdian itulah, rakyat menggantungkan harap.
Jalan Panjang Batam
Batam adalah kota yang terus tumbuh—dengan segala kelebihannya sebagai kawasan ekonomi strategis, sekaligus tantangannya dalam mengelola urbanisasi, investasi, dan kesejahteraan sosial. Dalam konteks ini, kolaborasi antara pemimpin eksekutif dan legislatif menjadi krusial.
Ucapan Kamaluddin tak berdiri sendiri. Ia menjadi simbol relasi harmonis antara parlemen dan pemerintahan kota. Sebuah sinyal bahwa kerja sama dan saling dukung antara lembaga bukanlah utopia, melainkan kebutuhan mutlak demi kemajuan Batam.
Penutup
Dalam dunia yang semakin bising dengan sensasi, kadang hal paling menyentuh justru datang dari yang sederhana: sebuah doa, dari seorang Ketua DPRD kepada rekan sejalannya dalam pemerintahan. Tapi doa itu bukan hanya untuk ulang tahun, melainkan untuk masa depan Batam, untuk kekuatan perempuan dalam kepemimpinan, dan untuk harapan masyarakat yang menunggu perubahan nyata.
Li Claudia kini menapaki usia 53. Dan seperti yang disampaikan Kamaluddin, harapan itu masih menyala—dan Batam masih membutuhkan cahayanya.
Penulis : IZ