INIKEPRI.COM – Di bawah langit agustus yang hangat, Kota Batam menyambut hari istimewa bagi sosok pemimpin yang telah menorehkan jejak panjang dalam sejarah pembangunan dan kebudayaan. H. Amsakar Achmad, Wali Kota Batam sekaligus Ex Officio Kepala BP Batam, genap berusia 57 tahun pada 1 Agustus 2025.
Lebih dari sekadar penambahan angka usia, momen ini menjadi refleksi perjalanan seorang pemimpin yang melangkah dengan adat, akal, dan amanah. Di mata Ketua DPRD Kota Batam, H. Muhammad Kamaluddin, Amsakar bukan hanya seorang kepala daerah, tetapi penjaga nilai dan pembawa cahaya bagi masyarakatnya.
“Langkah Pak Wali itu langkah beradat. Tidak terburu, tidak terseret arus, tapi tahu ke mana arah hendak dituju. Selamat ulang tahun yang ke-57, semoga Allah melapangkan dada dan langkah beliau dalam terus menata Batam dengan hati yang lapang dan akal yang tajam,” ujar Mas Kamal-sapaan akrabnya, kepada INIKEPRI.COM, Jum’at (1/8/2025) pagi
Ucapan itu tak berdiri sendiri. Ia bersanding dengan doa yang tulus dan petuah Melayu yang kerap dijadikan pandu dalam memimpin.
“Orang yang beradat tak akan hilang arah. Pemimpin yang mendengar, tak akan kehilangan cinta rakyatnya. Itulah yang kami lihat dalam sosok Amsakar Achmad,” sambung sekretaris PWNU Kepri ini.
Menapak Jalan Kepemimpinan dengan Kesetiaan
Mas Kamal mengenang Amsakar sebagai pribadi yang meniti jalur birokrasi dan politik dengan sabar dan konsisten. Dari masa mudanya sebagai aktivis dan pegawai negeri yang bersahaja, kemudian menapaki langkah sebagai wakil Wali Kota Batam selama dua periode hingga kini menjabat sebagai Wali Kota Batam, Amsakar tetap membumi dan bersahaja.
“Beliau tidak lahir dari panggung gembar-gembor, tapi dari kesetiaan bekerja dalam diam. Kepemimpinan Pak Amsakar itu seperti pohon yang berakar kuat: tak mudah goyah meski diterpa musim,” katanya.
Mas Kamal menegaskan, usia 57 adalah fase kematangan:
“Ini bukan lagi usia untuk membuktikan, tapi untuk memperdalam makna. Kepemimpinan bukan hanya tentang membangun gedung, tapi tentang menegakkan harapan rakyat.”
Petuah Melayu yang Hidup dalam Kepemimpinan
Di tengah suasana penuh haru itu, Kamaluddin menyisipkan petuah Melayu yang relevan dan sarat nilai:
“Kalau kepala air jernih, hilir pun takkan keruh. Kalau pemimpin bersih hati dan niatnya, rakyat pun tenang hidupnya.”
Ia mengajak seluruh masyarakat Batam untuk tidak sekadar memberi ucapan ulang tahun, melainkan juga mendoakan dan menjaga semangat kolektif yang telah dibangun Amsakar selama ini.
Doa dan Harapan dari Kursi Wakil Rakyat
Mas Kamal menutup ucapannya dengan doa penuh pengharapan:
“Di usia ke-57 ini, semoga Pak Wali senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Semoga setiap kebijakan yang diambil adalah cermin keadilan, dan setiap keputusan yang dibuat menjadi sebab turunnya berkah. Semoga Pak Amsakar tetap rendah hati dalam kuasa, dan teguh dalam memegang amanah,” ucapnya.
Baginya, Batam hari ini tak lepas dari tangan-tangan tulus yang memimpin tanpa banyak bicara, tetapi banyak bekerja. Amsakar, katanya, adalah salah satu dari sedikit orang yang memadukan kearifan lokal, visi global, dan kepemimpinan yang bersandar pada etika.
“Langkah beliau adalah langkah beradat. Ucapan beliau adalah ucapan bertuah. Itulah pemimpin yang dirindukan, bukan hanya saat berkuasa, tapi juga nanti, saat sejarah menuliskan namanya dalam lembar yang abadi,” tutup Mas Kamal dengan penuh takzim.
Selamat ulang tahun, Pak Wali. Semoga dalam usia ke-57 ini, langkah tetap kokoh, cahaya tetap terang, dan Batam tetap tumbuh di bawah naungan kasih dan kepemimpinan yang berlandaskan adat dan hikmah.
Penulis : IZ