INIKEPRI.COM – Anggota DPRD Kota Batam dari Fraksi Partai Gerindra, Anwar Anas, melakukan kunjungan lapangan ke SMK Negeri 3 Batam pada Senin pagi, 4 Agustus 2025, guna menindaklanjuti aspirasi masyarakat Kecamatan Sei Beduk terkait persoalan kemacetan parah yang kerap terjadi di Simpang Mujahidin, terutama pada jam-jam sibuk.
Dalam unggahan yang disampaikan melalui akun Facebook pribadinya dan dikutip oleh INIKEPRI.COM, Anas menjelaskan bahwa persoalan kemacetan di kawasan tersebut telah menjadi keluhan rutin warga, terutama saat ia melaksanakan kegiatan reses.
Anas menegaskan bahwa masalah tersebut bukan hanya menyangkut kelancaran lalu lintas, tetapi telah berdampak langsung terhadap kenyamanan, efisiensi waktu, serta keselamatan para pelajar dan pengguna jalan lainnya.
“Keluhan ini sangat beralasan. Setiap pagi, terjadi kepadatan luar biasa di Simpang Mujahidin. Ini bukan hanya tentang kendaraan, tetapi tentang anak-anak kita yang harus memulai hari dengan kelelahan dan keterlambatan,” ujar Anas.
Berdasarkan data yang dihimpun, terdapat beberapa faktor utama penyebab kemacetan:
- Sekitar 2.000 siswa SMK Negeri 3 Batam, mayoritas menggunakan sepeda motor pribadi.
- Lebih dari 1.000 siswa Yayasan Fajar Ilahi diantar kendaraan pribadi melalui jalur yang sama.
- Sekitar 600 siswa SD Mujahidin juga memadati jalan pada waktu yang bersamaan.
- Ditambah dengan arus utama masyarakat yang menuju tempat kerja setiap pagi.
Kehadiran Anas di SMK Negeri 3 Batam didampingi oleh Kapolsek Sei Beduk IPTU Alex, dan disambut langsung oleh Kepala Sekolah, Agus.
Dalam kegiatan tersebut, Anas berdialog secara terbuka dengan sekitar 1.800 siswa, mengajak mereka ikut memikirkan langkah-langkah sederhana namun solutif dalam menghadapi persoalan kemacetan.
Beberapa gagasan yang muncul dari para siswa antara lain:
- Tiba di sekolah lebih awal guna menghindari kepadatan puncak.
- Menggunakan jalur alternatif jika tersedia.
- Berjalan kaki bagi siswa yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah.
- Menggunakan sepeda sebagai moda transportasi ramah lingkungan.
Anas menilai, keberanian siswa dalam menyampaikan ide-ide tersebut merupakan bentuk kesadaran kolektif yang patut diapresiasi.
“Mereka adalah pihak yang paling terdampak, namun juga bisa menjadi bagian dari solusi. Ini menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari ruang-ruang terkecil,” ucapnya.
Sebagai tindak lanjut konkret, Anas menyampaikan bahwa pihaknya akan segera menggelar rapat koordinasi lintas sektor, yang melibatkan unsur kecamatan, kelurahan, kepolisian, dan instansi teknis terkait untuk membahas beberapa opsi rekayasa lalu lintas yang bisa segera diimplementasikan.
“Kita harus bergerak cepat dan komprehensif. Tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak. Persoalan ini perlu ditangani melalui kolaborasi semua elemen, dengan pendekatan teknis dan sosial secara bersamaan,” tegas Anas.
Anas juga menambahkan bahwa ia akan terus mengawal isu ini hingga ada kebijakan nyata dan sistematis dari pemerintah kota untuk mengurai kemacetan yang telah lama dikeluhkan masyarakat.
Penulis : IZ

















