Batam, inikepri.com – Syamsudin Ahmad warga Tanjung Uma kaget bukan kepalang melihat tagihan listrik rumahnya untuk bulan Mei yang melonjak 5 kali lipat.
Biasanya, ia merogoh kocek sekitar Rp.200 ribu per bulan. Namun, di bulan ini tagihannya melonjak ke angka Rp. 1,150 juta.
Ternyata hal ini tidak hanya di alami Syamsudin Ahmad seorang saja, banyak warga Batam yang mengeluhkan melonjaknya tagihan listrik mereka untuk bulan ini.
Luapan kekesalan mereka tumpahkan ke media sosial. Tidak sedikit dari mereka mengumpat ke Bright PLN, anak perusahaan PLN yang mengelola listrik di pulau ini.
Tidak hanya di Batam, ternyata kenaikan listrik ini juga dirasakan oleh pelanggan PLN di daerah lain.
Di sitat dari kumparan, bahkan kenaikkan hingga 9 kali lipat juga dialami Caroline Pramantie, pelanggan PLN di Ciputat, Jakarta.
Ia yang biasanya membayar tagihan listrik di angka Rp. 250 ribu, tiba-tiba harus membayar tagihan yang meroket di angka Rp. 2,3 juta.
“Jujur kaget karena tagihan Mei 2020 melonjak jadi 2,3 juta,” dikutip dari kumparan.
Tanggapan Bos PLN
Menanggapi kenaikan listrik yang tidak wajar ini, . Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini menegaskan jika PLN tidak menaikkan tagihan listrik masyarakat. Ia menjelaskan mulai 23 Maret 2020 sejak diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) PLN membuat kebijakan bahwa penghitungan penggunaan daya tidak lewat pengukuran langsung ke meter listrik pelanggan.
Kebijakan yang diambil PLN adalah dengan menghitung penggunaan listrik dengan rata-rata pemakaian tiga bulan terakhir untuk tagihan April. Seiring dengan berjalannya waktu dan kebijakan pemerintah untuk bekerja dari rumah, penggunaan listrik oleh sebagian pelanggan mengalami kenaikan.
Melalui penghitungan rata-rata tiga bulan terakhir, artinya tagihan di bulan April adalah rata-rata dari konsumsi listrik Januari, Februari, dan Maret. Seolah-olah tagihan di Bulan April adalah konsumsi listrik sebelum adanya pandemi corona (Covid-19), padahal sudah mulai ada peningkatan.
“Awal Mei pengukuran langsung ke lapangan, terlihat kenaikan cukup besar di beberapa pelanggan Maret, April, dan Mei. Jadi tagihan pada Mei sudah menggambarkan penggunaan listrik yang sesungguhnya,” ungkapnya disitat dari CNBC, Rabu, (3/6).