Ngeri! Virus Nipah yang Jadi Ancaman Pandemi Baru, Tingkat Kematian 75%

- Admin

Rabu, 27 Januari 2021 - 02:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Thailand Uji Tes Kelelawar (AP/Sakchai Lalit)

Thailand Uji Tes Kelelawar (AP/Sakchai Lalit)

Pada orang yang terinfeksi, virus Nipah dapat menyebabkan berbagai penyakit dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis atau radang otak fatal.

Orang yang terinfeksi awalnya mengalami gejala demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan sakit tenggorokan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ini dapat diikuti dengan pusing, mengantuk, kesadaran yang berubah, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut,” tulis WHO.

Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut.

Baca Juga :  Satu Kasus Cacar Monyet Tercatat di Dinkes Kepri

Ensefalitis dan kejang bisa terjadi pada kasus yang parah, dan berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) diyakini berkisar dari 4 hingga 14 hari. Namun, masa inkubasi yang lama mencapai 45 hari pun telah dilaporkan.

Kebanyakan orang yang selamat dari ensefalitis akut dan sembuh total, tetapi kondisi neurologis jangka panjang juga telah dilaporkan terjadi pada mereka yang selamat.

Baca Juga :  Warga Kepri Hati-hati! Virus Nipah dari Malaysia Berpotensi Jadi Pandemi

Sekitar 20% pasien mengalami konsekuensi neurologis residual seperti gangguan kejang dan perubahan kepribadian. Sejumlah kecil orang yang sembuh kemudian kambuh atau mengembangkan ensefalitis onset tertunda. Tingkat kematian kasus virus Nipah diperkirakan 40-75%.

“Angka ini dapat bervariasi tergantung pada wabah tergantung pada kemampuan lokal untuk surveilans epidemiologi dan manajemen klinis,” tulis WHO. (ER/CNBCIndonesia)

Berita Terkait

Awas! Ini Bahaya Mengonsumsi Ikan Hasil Pengeboman
Kemenkes Waspadai Kasus TB di Indonesia yang Meningkat
Laksanakan Ibadah Puasa Ramadan, Ini Pesan Menkes
Kemenkes: Ulat Pembunuh Manusia Hoaks
Banyaknya Manfaat Vaksinasi HPV dan Skrining Dini Kanker Leher Rahim
Begini Lho Kiat Turunkan Gula Darah dengan Cepat
Skrining Langkah Awal Deteksi Kanker Serviks
Cegah Kematian dan Stunting melalui Deteksi Dini
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 28 Maret 2024 - 04:43 WIB

Awas! Ini Bahaya Mengonsumsi Ikan Hasil Pengeboman

Senin, 25 Maret 2024 - 00:14 WIB

Kemenkes Waspadai Kasus TB di Indonesia yang Meningkat

Selasa, 12 Maret 2024 - 04:39 WIB

Laksanakan Ibadah Puasa Ramadan, Ini Pesan Menkes

Rabu, 28 Februari 2024 - 18:53 WIB

Kemenkes: Ulat Pembunuh Manusia Hoaks

Minggu, 25 Februari 2024 - 10:10 WIB

Banyaknya Manfaat Vaksinasi HPV dan Skrining Dini Kanker Leher Rahim

Senin, 5 Februari 2024 - 00:27 WIB

Begini Lho Kiat Turunkan Gula Darah dengan Cepat

Minggu, 4 Februari 2024 - 00:45 WIB

Skrining Langkah Awal Deteksi Kanker Serviks

Kamis, 1 Februari 2024 - 08:38 WIB

Cegah Kematian dan Stunting melalui Deteksi Dini

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

Internasional

Singapura Bebaskan Negara-Negara Besar dari Kewajiban Karantina

Minggu, 10 Okt 2021 - 00:02 WIB

Ilustrasi. Foto: Istimewa

Nasional

Panglima TNI Tekankan Lima Hal Pedoman Tugas Prajurit

Kamis, 18 Apr 2024 - 02:57 WIB