Rohingya Diusir, Menko Polhukam Ingatkan saat Tsunami Aceh

- Admin

Jumat, 29 Desember 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah imigran etnis Rohingya berada di depan pagar Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Aceh, Senin (11/12/2023). Sejumlah 137 orang imigran Rohingya terlantar di depan Kantor Gubernur Aceh setelah mendapat penolakan warga dari beberapa tempat mulai dari Gampong Lamreh, Kabupaten Aceh Besar, hingga lokasi camp perkemahan Pramuka, Kabupaten Pidie. Foto: ANTARA/Khalis Surry/YU

Sejumlah imigran etnis Rohingya berada di depan pagar Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Aceh, Senin (11/12/2023). Sejumlah 137 orang imigran Rohingya terlantar di depan Kantor Gubernur Aceh setelah mendapat penolakan warga dari beberapa tempat mulai dari Gampong Lamreh, Kabupaten Aceh Besar, hingga lokasi camp perkemahan Pramuka, Kabupaten Pidie. Foto: ANTARA/Khalis Surry/YU

INIKEPRI.COM – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menanggapi aksi mahasiswa Aceh yang mengusir paksa pengungsi Rohingya pada Rabu (27/12/2023).

Mahfud menyinggung bantuan internasional ketika terjadi bencana tsunami Aceh pada 2004.

Menurut Mahfud, banyak negara yang mengulurkan bantuan kepada Aceh ketika provinsi  itu terdampak tsunami.

“Aceh dulu terserang Tsunami berbagai dunia, manusia dari berbagai penjuru dunia datang menolong, masak sekarang tidak mau nolong, kan begitu, ya kita tolong,” kata Mahfud melalui keterangan tertulisnya,, Kamis (28/12/2023).

Mahfud menegaskan, meskipun Indonesia sebenarnya tak terikat dengan konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pengungsi, tetapi menurutnya, bangsa ini harus punya rasa kemanusiaan.

Baca Juga :  5 Fakta Pendaftaran CPNS 2021, Baca Baik-Baik Nomor 4 Ya

BACA JUGA:

Bakamla Bantu Evakuasi Imigran Ilegal Rohingya

“Kita sendiri tidak terikat dengan konferensi PBB tentang pengungsi yang kemudian membentuk UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) komisi tinggi PBB tentang pengungsi, kita tidak terikat dengan itu. Tapi kita punya ikatan lain yaitu kemanusiaan,” katanya.

Menurutnya, pemerintah tidak mungkin membiarkan orang yang diusir dari negerinya hingga terkatung-katung.

Untuk itu, Indonesia harus memberikan pengungsian sementara bagi Rohingya.

“Orang kalau diusir tidak bisa pulang ke negerinya daripada terkatung-katung, lalu kita tampung dulu sementara. Nanti dikembalikan melalui PBB, karena yang punya aturan PBB,” katanya.

Sebelumnya, terjadi demonstrasi sekelompok mahasiswa di Gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), yang merupakan lokasi penempatan sebanyak 137 pengungsi Rohingya. Para pengungsi ini awalnya mendarat di Gampong Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, pada Rabu (27/12/2023).

Baca Juga :  Menko Polhukam: RUU Perampasan Aset Sudah di Meja Presiden

Dalam video yang beredar luas di media sosial, sekelompok mahasiswa menerobos barikade di basemen dan berlarian dengan beringas. Sejumlah pengungsi saat itu sedang menggelar salat zuhur ketika mahasiswa menyerbu masuk.

Sikap para mahasiswa, gabungan dari sejumlah kampus seperti Al-Washliyah, Universitas Abulyatama, Bina Bangsa Getsempena, dan Universitas Muhammadiyah Aceh itu membuat sejumlah pengungsi menangis histeris dan panik.

Mereka bahkan secara terang-terangan melakukan sentuhan fisik dengan cara menarik paksa pengungsi.

Baca Juga :  Tata Cara dan Hukum Wanita Haid Ziarah ke Makam Nabi dan Raudhah

Sementara itu, Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) mengecam aksi pengusiran paksa yang dilakukan oleh mahasiswa di Aceh.

Menurut UNHCR, aksi pengusiran itu tidak terlepas dari ujaran kebencian, misinformasi dan kampanye negatif di dunia maya yang telah terkoordinasi.

“Massa menerobos barisan polisi dan secara paksa menaikkan 137 pengungsi ke dalam dua truk, dan memindahkan mereka ke lokasi lain di Banda Aceh, insiden itu membuat pengungsi kaget dan trauma,” kata UNHCR, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/12/2023).

Menurut UNHCR, Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang telah tinggal selama berabad-abad di Myanmar – negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. (RP)

Berita Terkait

Saudi Berikan 100 Ton Kurma Ramadan untuk Indonesia
Pelunasan Biaya Haji 1446 H Jemaah Reguler Dibuka 14 Februari 2025
Sidang Isbat Awal Ramadan 1446 H Digelar 28 Februari 2025
Ditutup Hari Ini, 11.232 Jemaah Haji Khusus Lunasi Biaya Haji
Masyarakat Wajib Gunakan KTP untuk Beli LPG 3 Kg di Sub-Pangkalan
Pertamina Bantah Kabar LPG 3 Kg Pink Nonsubsidi Gantikan Gas Melon
3.570 Jemaah Haji Khusus Lunasi Bipih 2025
SPI 2024: Praktik Suap dan Nepotisme Dominasi Pengadaan Barang Pemerintah

Berita Terkait

Sabtu, 15 Februari 2025 - 09:46 WIB

Saudi Berikan 100 Ton Kurma Ramadan untuk Indonesia

Jumat, 14 Februari 2025 - 08:28 WIB

Pelunasan Biaya Haji 1446 H Jemaah Reguler Dibuka 14 Februari 2025

Selasa, 11 Februari 2025 - 08:09 WIB

Sidang Isbat Awal Ramadan 1446 H Digelar 28 Februari 2025

Sabtu, 8 Februari 2025 - 19:06 WIB

Ditutup Hari Ini, 11.232 Jemaah Haji Khusus Lunasi Biaya Haji

Rabu, 5 Februari 2025 - 08:36 WIB

Masyarakat Wajib Gunakan KTP untuk Beli LPG 3 Kg di Sub-Pangkalan

Berita Terbaru

Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., pimpin upacara Korps Rapor kenaikan pangkat 22 perwira tinggi (PATI) Polri. di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2025). Foto: INIKEPRI.COM/Polda Kepri

Kepri

Kapolri Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat Kapolda Kepri

Sabtu, 15 Feb 2025 - 09:48 WIB

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, melalui Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia, kembali menyalurkan bantuan kurma sebanyak 100 ton untuk masyarakat Muslim di Indonesia. Bantuan ini diserahkan secara simbolis oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Faisal Abdulah H. Amodi, dan diterima Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar, di Jakarta. Foto: INIKEPRI.COM/Kemenag

Nasional

Saudi Berikan 100 Ton Kurma Ramadan untuk Indonesia

Sabtu, 15 Feb 2025 - 09:46 WIB