Sukabumi, inikepri.com – Seorang pria bernama Restu Singgih berusia 17 tahun harus berurusan dengan polisi Satuan Lalu Lintas karena telah mencuri sepasang sepatu. Dalam penangkapan ini, ibu pelaku sempat menahan anaknya dan menangis saat dibawa polisi.
Restu dijemput tiga anggota Satlantas Polres Sukabumi dengan tuduhan mencuri sepatu. Perbuatan tersebut membuat sang ibu dan keluarga kaget mengingat Restu dinilai tak pernah melakukan perbuatan kriminal.
Penangkapan tersebut, sempat berlangsung histeris, karena ibu pelaku menahan saat anaknya akan dibawah polisi. Sontak tangis dan rasa tak percaya menyeruak dari ibu pelaku, ketika anaknya dibawah polisi ke dalam mobil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sabar ya bu, sabar, biarkan kami menjalankan tugas. Kalau putra ibu tidak terlibat pasti kami antar pulang,” ujar Briptu Nu Annisa, anggota Satlantas polres Sukabumi, Rabu (1/7).
Penangkapan ini merupakan buntut dari sepasang sepatu yang diyakini sang ibu bernama Yati merupakan hadiah untuk restu yang akan segera masuk sekolah. Sepatu pemberian seseorang bernama Edo yang tak lain teman dari ayah restu justru menjadi perkara panjang.
Yati dengan raut muka serius berusaha menjelaskan kepada petugas kepolisian awal diterimanya sepatu tersebut.
Menurutnya sepatu itu diberikan seseorang bernama Edo untuk hadiah Restu yang akan segera masuk Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Itu sepatu hadiah, dari Edo yang memang kenalan suami saya katanya untuk masuk sekolah. Tidak tahu kalau sepatu itu hasil curian atau apa,” ungkap Yati berusaha meyakinkan polisi dilansir dari Sukabumi Update—jaringan Suara.com.
Sayangnya penjelasan tersebut tak membuat polisi menjalankan tugas menahan Restu. Pria tersebut tetap di bawa ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Namun saat akan dibawa, muncul Kasat Lantas Polres Sukabumi yang mengubah suasana tegang penangkapan pencuri sepatu di Sukabumi. “Ini Pak RT ada, silakan dibuka bukti kenapa Restu harus ikut kami hari ini,” ujar Kasat Lantas Riki.
Ketika kotak di sobek, Restu diminta untuk membaca tulisan di dalamnya yang ternyata berisi kalimat “Selamat Anda mendapatkan SIM gratis”.
Sontak Restu dan kedua orang tuanya berbarengan mengusap wajah. Aksi prank yang dilakukan polisi itu sukses menghibur warga.
Mereka riuh bertepuk tangan mengetahui hal itu hanya candaan kepada Restu dan keluarganya.
“Restu terpilih sebagai penerima SIM gratis yang disponsori oleh Bank BRI dalam rangka Hari Bhayangkara ke-74. Tanggal dan bulan Restu lahir sama dengan peringatan Hari Bhayangkara yang jatuh pada hari ini,” jelas Riki.
“Adik kita ini lahir pada 1 Juli 2003, tepat dengan Hari Bhayangkara ke-74. Kita sebelumnya sudah cek dulu keluarganya, mulai dari kondisi kesehatan dan lainnya takutnya malah kaget berlebihan atau bagaimana, tapi Alhamdulillah berjalan lancar,” terangnya.
Hops.id