INIKEPRI.COM – Pemerintah daerah di Provinsi Kepulauan Riau menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari Level III ke Level II, meski jumlah kasus aktif turun drastis.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kepri Tjetjep Yudiana, di Tanjungpinang, Selasa 21 September 202 mengatakan, hasil asesmen terhadap kondisi COVID-19, menunjukkan penanganan COVID-19 di kabupaten dan kota belum berjalan optimal.
Dari data “tracing” dan “testing” pada kapasitas respons dinilai pusat tidak sejalan. Contohnya, Kabupaten Kepulauan Anambas, Natuna dan Kabupaten Lingga, 0 persen melakukan “tracing”, namun “testing” di Anambas mencapai 3,24 persen, Lingga 2,80 persen dan Natuna 3,52 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Angka “testing” yang dinilai memadai tidak sejalan dengan “tracing” sehingga pusat meragukannya, padahal tes PCR atau antigen seharusnya dilakukan berdasarkan hasil penelusuran terhadap orang-orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19.
0 persen menunjukkan petugas kesehatan di puskesmas maupun rumah sakit tidak melakukan “tracing”.
“Lantas bagaimana mereka melakukan tes? Terhadap siapa? Bagaimana mungkin melakukan ‘testing’ tanpa ‘tracing’? Ini yang menyebabkan pusat meragukan data COVID-19 kabupaten dan kota di Kepri,” ujar Tjetjep, yang juga mantan Kadis Kesehatan Kepri.
Persoalan di Batam, Tanjungpinang, Karimun dan Bintan, menurut dia, sama. Contohnya di Batam, tes antigen terhadap orang-orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 hanya 0,30 persen, sementara “tracing” mencapai 4,50 persen. Sedangkan pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 29,85 persen, cukup tinggi.
Jumlah kasus aktif di Batam tinggal 71 orang
“Pusat meragukan jumlah kasus aktif di Batam, dan daerah lainnya di Kepri,” katanya.
Tjetjep menjelaskan berdasarkan data asesmen untuk transmisi komunitas, PPKM di Batam potensial masuk Level II, namun kasus konfirmasi 3,95 persen, rawat inap di rumah sakit 8,49 persen, dan kematian 0,58 persen diragukan pusat.
Di Tanjungpinang, kata dia jumlah pasien COVID-19 yang meninggal dunia mencapai 2,75 persen, cukup tinggi, sama seperti Karimun, Anambas, Natuna, Kepulauan Anambas dan Lingga.
“Persentase kasus kematian di Anambas mencapai 6,89 persen,” ucapnya. (ET)