INIKEPRI.COM – Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, S.Hut, menghadiri forum diskusi strategi meminimalisir kecelakaan lalulintas di kota Tanjungpinang yang diselenggarakan Ulasan Tv di SMKN 1 Tanjungpinang.
Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Polresta Tanjungpinang, Jasa Raharja Tanjungpinang, Sekretaris Dinas Pendidikan Kepri, serta perwakilan siswa dari beberapa sekolah setingkat SMA yang ada di Tanjungpinang.
Dalam diskusi itu muncul berbagai ide yang kesimpulannya untuk terus menekan angka kecekakaan di ibu kota provinsi Kepri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
BACA JUGA:
PJ Wako Tanjungpinang Kukuhkan Tim Forum Kepatuhan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Kepala Sekolah SMKN 1 Tanjungpinang, Sulasmi, mengatakan lakalantas bisa dikatakan menjadi momok yang menakutkan bagi semua orang, khususnya orang tua yang memiliki anak yang sekarang bersekolah dan menggunakan kendaraan.
“Tanjungpinang cukup kompleks untuk masalah lalu lintas maka dirasa perlu untuk dilakukan diskusi untuk meminimalisir potensi kecelakaan tersebut,” kata Sulasmi, Rabu (21/2).
Pada kesempatan itu menjadi momen yang tepat untuk menyampaikan persoalan lalu lintas dan hal yang dibutuhkan untuk penanganannya karena dihadiri pejabat yang memiliki wewenang di bidang masing-masing.
“Inilah saatnya, peserta didik bisa menyampaikan suka dukanya saat ke sekolah yang menggunakan kendaraan,” tambahnya.
Sekda Kota Tanjungpinang, Zulhidayat, mengatakan turut berduka dengan banyaknya kasus kecelakaan yang melibatkan pelajar.
Persolan transportasi umum yang menjadi ide menarik dalam diskusi tersebut juga harus dibahas lebih serius dalam tataran implementasinya.
Pemko Tanjungpinang sebenarnya memiliki bus, namun sekarang digunakan untuk mengantar mahasiswa ke Dompak dan Senggarang.
“Jika adik-adik kita yang tinggal di gang-gang sempit tentunya harus ke halte bus untuk bisa berangkat menggunakan bus yang disediakan pemerintah,” kata Zulhidayat.
Zulhidayat mengatakan, ada hal yang harus diperhatikan dalam usulan penyediaan transportasi umum di Tanjungpinang, sebab tren penggunaan angkot saat ini sudah jauh berubah dari masa dulunya yang menjadi moda transportasi utama.
“Kalau dulu angkot itu keren bagi kami, sekarang sudah jauh berubah pelajar sudah tidak mau lagi naik angkot seperti dulu karena sudah memiliki kendaraan,” paparnya.
Kata Sekda, pengadaan transportasi umum itu juga harus mempertimbangkan azas manfaatnya, jika nantinya setelah dilakukan pembelian namun nyatanya tidak terpakai maka akan timbul masalah baru.
“Kita jangan buru-buru misalnya beli 100 bus kemudian mangkrak, akhirnya kita akan berurusan dengan ranah kepolisian,” ungkapnya.
Sehingga memang dalam ide transporasi masal itu harus dibahas secara serius nantinya yang melibatkan berbagai pihak.
“Transportasi umum bisa menjawab persoalan jalan di Tanjungpinang yang cukup padat dan berpotensi timbulnya kecelakaan,” tambahnya. (RP)