INIKEPRI.COM – Kota Batam dipercaya menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan di Harmoni One Hotel, Selasa (30/9/2025).
Kegiatan ini diikuti lebih dari 400 peserta dari 21 provinsi, 247 kabupaten, dan 76 kota, serta melibatkan UMKM lokal yang menampilkan produk unggulan.
Saat membuka acara, Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, mengaku bangga atas kepercayaan yang diberikan dan menekankan pentingnya sinergi antar daerah demi kemandirian fiskal.
“Selamat datang di Batam, Kota Bandar Madani yang menjadi beranda terdepan Indonesia di kawasan barat sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi nasional. Merupakan kehormatan bagi kami menjadi tuan rumah forum penting ini,” ujarnya.
Menurutnya, optimalisasi PAD merupakan agenda strategis di tengah ketergantungan banyak daerah terhadap dana transfer pusat. Batam sendiri tercatat masuk 9 besar daerah dengan kemandirian fiskal yang baik. Dari target APBD 2026 sebesar Rp4,7 triliun, sekitar Rp2,5 triliun diproyeksikan bersumber dari PAD.
“Artinya, PAD Batam sudah menyumbang lebih dari 50 persen dan menjadi penopang utama pembangunan kota. Tentu ini capaian yang patut kita syukuri,” jelasnya.
Selain fiskal, Batam juga memperkuat sektor pariwisata sebagai penopang ekonomi. Kota ini kini dikenal sebagai salah satu dari 10 destinasi MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) utama di Indonesia.
“Alhamdulillah, tahun 2024 lalu Batam dikunjungi 1,3 juta wisatawan mancanegara dan 3,3 juta wisatawan domestik. Berbagai event internasional juga digelar di sini, mulai dari kejuaraan bulutangkis tiga negara hingga festival musik lintas budaya,” ungkap Amsakar.
Ia menambahkan, kehadiran peserta rakor dari berbagai daerah menambah citra Batam sebagai kota tujuan pertemuan berskala nasional sekaligus mendorong perputaran ekonomi.
Dalam kesempatan itu, Amsakar juga memaparkan keunikan tata kelola Batam yang memiliki dua entitas, yakni Pemko Batam dan Badan Pengusahaan (BP) Batam. Setelah terbit PP 62/2019 yang menetapkan Wali Kota sekaligus sebagai Ex-Officio Kepala BP Batam, keduanya kini berjalan seiring.
“Kalau dulu seperti satu kapal dengan dua nahkoda, sekarang satu kapal dengan dua mesin. Hasilnya pembangunan semakin cepat,” jelasnya.
Dengan pembagian peran, Pemko fokus pada layanan publik, sedangkan BP Batam menangani investasi dan pengembangan ekonomi. Sinergi ini diyakini memperkuat daya saing sekaligus mendongkrak PAD.
Amsakar berharap rakor ini menjadi wadah berbagi strategi dan inovasi antardaerah, sekaligus menyamakan pola pikir, menyusun langkah konkret, dan memperkuat kolaborasi.
“Dengan sinergi ini, setiap daerah dapat menggali potensi tanpa mengabaikan keadilan dan kepatuhan. Substansi pertemuan ini diharapkan menjadi benang merah bagi pola sikap dan tindak yang bisa diterapkan di daerah masing-masing,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Bapenda Kota Batam, Azmansyah, menegaskan rakor ini merupakan amanah Kementerian Dalam Negeri yang menunjuk Batam sebagai tuan rumah. Kegiatan ini sendiri berlandaskan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta PP Nomor 35 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Rakor menghadirkan Direktur Pendapatan Daerah Kemendagri, Teguh Nartomo, bersama sejumlah narasumber yang membahas strategi optimalisasi PAD dan implementasi KPBU daerah dengan dukungan lembaga keuangan.
“Bapenda Batam juga akan berbagi pengalaman dalam mengelola PAD. Harapannya, forum ini jadi ajang belajar bersama sekaligus memperkuat sinergi antardaerah,” ujar Azmansyah.
Penulis : DI
Editor : IZ