Prabowo Disiapkan Jokowi Jadi Presiden RI

- Admin

Kamis, 25 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, inikepri.com – Publik tentu dibuat keheranan dengan sikap Prabowo Subianto ke Joko Widodo belakangan. Bagaimana tidak, sikapnya berubah drastis, dari harimau menjadi kucing anggora. Jika dahulu garang menyerang, kini justru lembut penyayang.

Ya, mantan pentolan oposisi itu bahkan tak sungkan-sungkan memuji orang nomor satu di Indonesia itu.
Lantas, ada apa di balik mesranya Prabowo dan Jokowi? Pakar intelijen Indonesia, Stanislaus Riyanta, sendiri mengaku jadi salah satu orang yang keheranan dengan sikap Prabowo ke Jokowi.
Sebab sebelumnya, banyak orang yang menganggap Prabowo akan jadi ‘musuh’ utama Jokowi di dalam kabinet Indonesia Maju.

“Saya yang paling kaget dengan sikap Prabowo, justru saya melihat kini dia menjadi salah satu menteri yang sangat taat dan paling loyal kepada Pak Jokowi.”

“Ini bedanya sipil dengan militer, ketika memegang jabatan, apapun yang terjadi dia sangat loyal kepada pemimpinnya. Dan saya sangat salut dengan Pak Prabowo,” kata dia dalam diskusi di saluran Youtube Tagar TV, Kamis, 25 Juni 2020.

Baca Juga :  Jabatan Presiden Diusulkan 3 Periode, 'El-Clasico' Terjadi di Pilpres 2024

Bukan sekadar manut, Prabowo bahkan sampai memberi kesaksian soal Jokowi, kalau benar dia Presiden yang bekerja untuk rakyat.

“Ini sangat mengagetkan. Doktrin militer di tubuhnya berjalan, selain itu dia memang dikenal memiliki loyalitas yang tinggi, dan nasionalitasnya sangat tinggi kepada negara. Sampai dia berani memberi kesaksian.”

Tekanan Jokowi makin besar

Sementara itu, Riyanta juga membaca kalau tekanan terhadap Jokowi saat ini kian besar. Indikasinya, tekanan bukan cuma datang dari pihak oposisi, melainkan juga dari pihak-pihak yang satu gerbong dengannya.

Padahal jika didasarkan pada logika, seharusnya dengan gabungnya Prabowo Subianto di barisan Jokowi, tekanan akan surut. Tetapi fakta di lapangan tidak berkata demikian. Apalagi Jokowi sudah tidak memiliki beban politik lagi.

Baca Juga :  Wamendagri Bima Arya Usulkan 27 November 2024 Jadi Hari Libur Nasional untuk Pilkada

“Karena pada periode pertama kepemimpinan, tekanan hanya datang dari pihak oposisi saja. Sementara periode kedua, tekanannya tidak hanya datang dari oposisi, tetapi juga kubunya Pak Jokowi sendiri.”

“Mungkin dari orang-orang yang merasa saya berjasa, kok saya belum dapat apa-apa. Itu bisa menjadi beban bagi Pak Jokowi. Jadi tekanan ini yang bertambah dan menyulitkan beban kerja Pak Jokowi ke depan,” katanya lagi.

Tekanan itu semisal seperti penunjukkan Komisaris-Komisaris BUMN. Tekanan politik itu datang bermacam-macam, ada yang cuma berbicara ke media, ada yang menggelar demonstrasi, atau mengkritik keras, dan sebagainya.

Maka itu, dia berharap setelah pandemi berakhir, Jokowi harus mengambil sikap tegas.

Jokowi siapkan Prabowo jadi presiden

Sementara itu Riyanta juga menduga kalau Jokowi telah menyiapkan kader-kadernya saat ini dalam kontestasi 2024. Bahkan mungkin Prabowo bisa jadi suksesinya Jokowi di 2024.

Baca Juga :  Pengamat Yakin Ganjar Akan Lanjutkan Program Jokowi

“Makanya (kemudian Jokowi memilih) lebih baik ajak dan bawa dia masuk kabinet sekalian. Agar programnya (Jokowi) dapat berjalan ke depan dengan baik. Jadi ketika jadi presiden, dia (Prabowo) tinggal meneruskan,” katanya.

Hal ini tentu berbeda ketika Prabowo tetap menjadi oposisi. “Ini pengalaman di DKI. ketika Anies menjadi Gubernur, program-program Ahok hampir semua diganti. Karena dia (Anies) ingin menunjukkan legitimasinya.”
Nah strategi membawa Prabowo ke kabinet inilah yang kemudian dianggapnya bagian dari upaya Jokowi di 2024.

Sehingga ada kesinambungan yang baik, dan berpikir jangka panjang, bukan sekadar ego sektoral ketika dia menjabat bagus atau tidak. Tetapi pemikirannya ke depan.

“Jadi saya pikir ini strategi yang tengah dijalankan oleh Jokowi, dan tidak banyak disadari orang banyak,” katanya lagi.

Berita Terkait

Presiden Prabowo Akan Lantik 270 Kepala Daerah Terpilih pada 6 Februari 2025
KPU Kota Batam: Pelanggaran TSM yang Didalilkan Nuryanto-Hardi Tidak Jelas
Pakar Hukum: Jangan Perberat Syarat Partai Politik Pascapenghapusan Presidential Threshold
Bawaslu Minta Sentra Gakkumdu Rumuskan Kembali Hukum Acara Pemilu
Kolaborasi KPU-Bawaslu Hasilkan Satu Peta Data Pemilu
KPU Ikuti Aturan Terkait Kepala Daerah Dipilih DPRD
Jika Ada Pilkada Ulang, Kemendagri Minta Pemda Siapkan Langkah Strategis
Paslon Tunggal Kalah, Pilkada Lanjutan Digelar September 2025

Berita Terkait

Kamis, 23 Januari 2025 - 13:12 WIB

Presiden Prabowo Akan Lantik 270 Kepala Daerah Terpilih pada 6 Februari 2025

Senin, 20 Januari 2025 - 18:16 WIB

KPU Kota Batam: Pelanggaran TSM yang Didalilkan Nuryanto-Hardi Tidak Jelas

Minggu, 12 Januari 2025 - 07:33 WIB

Pakar Hukum: Jangan Perberat Syarat Partai Politik Pascapenghapusan Presidential Threshold

Jumat, 27 Desember 2024 - 10:09 WIB

Bawaslu Minta Sentra Gakkumdu Rumuskan Kembali Hukum Acara Pemilu

Senin, 23 Desember 2024 - 11:02 WIB

Kolaborasi KPU-Bawaslu Hasilkan Satu Peta Data Pemilu

Berita Terbaru