INIKEPRI.COM – Kasus cacar monyet terjadi di Kota Batam. Provinsi Kepulauan Riau. Pasien tersebut adalah orang dewasa. Hal itu dinyatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Mochammad Bisri.
Bisri dilansir dari ANTARA menyebutkan, satu kasus cacar monyet tersebut sudah ditindaklanjuti oleh Dinkes bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Batam.
“Sudah dilakukan penelusuran terhadap keluarganya, lalu diambil sampel guna mencegah agar tidak menyebar ke orang-orang di sekitarnya,” kata Bisri di Tanjungpinang, Selasa (14/11/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
BACA JUGA :
Singapura Tertular Virus Cacar Monyet, KKP Antisipasi Masuk ke Pulau Bintan
Cacar Monyet Ditemukan di Singapura, Pertama di ASEAN
Bisri menduga kasus cacar monyet itu terjadi akibat perjalanan ke daerah yang berisiko tinggi penularan cacar monyet, seperti Jakarta dan sekitarnya.
Menurutnya ada beberapa gejala khas cacar monyet, dimulai dari demam akut sampai tiga hari, ruam di wajah, pembesaran kelenjar getah benih hingga muncul benjolan berisi air atau nanah pada seluruh tubuh.
“Kalau sudah ada gejala seperti itu, harus segera dibawa ke dokter dan dilakukan pemeriksaan laboratorium,” ujar Bisri.
Oleh karena itu, Bisri mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap cacar monyet, karena penyakit ini bisa menular melalui manusia bahkan hewan.
“Misalnya, dengan bersentuhan langsung,” ujar Bisri.
Bisri turut meminta warga menjaga kesehatan supaya terhindar cacar monyet, seperti rajin menjaga kebersihan tangan dan memakai masker saat di tempat-tempat umum.
Warga pun diimbau segera memeriksakan kesehatan diri ke dokter jika menemukan gejala seperti cacar air di keluarga.
Pihaknya juga meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit tersebut, meskipun saat ini di Kepri baru tercatat satu kasus cacar monyet.
“Kami telah meminta fasilitas kesehatan bila menemukan gejala cacar monyet, pasien langsung ditindak dan diambil sampelnya untuk diperiksa di lab. Jika hasil labnya bukan cacar monyet, baru dilakukan penanganan si luar penyakit tersebut,” tutup Bisri. (RBP/ANTARA)