INIKEPRI.COM – Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad membagikan cara yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam dalam upaya mempercepat penurunan stunting di wilayah setempat.
Hal itu Amsakar sampaikan saat menjadi narasumber workshop peningkatan kapasitas program bangga kencana dan penurunan stunting bagi petugas lini lapangan dan tim pendampingan keluarga, yang ditaja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Riau, di Aston Hotel, Kota Batam, pada Jumat (15/12/2023).
BACA JUGA:
Amsakar Hadiri Rapat Koordinasi Nasional GARPU di Jakarta
Amsakar Lepas Puluhan Jamaah Umrah Asal Pulau Terong ke Tanah Suci
Dalam pemaparannya, Amsakar menyebut upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam dalam mempercepat penurunan stunting sama dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah lainnya.
Dasar hukumnya, kata Amsakar, ketika Batam ditetapkan di Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai salah satu lokasi pengembangan percepatan penurunan stunting. Maka sejak saat itu, kami langsung menggesa berbagai upaya untuk percepatan penanganan stunting di Kota Batam.
“Yang pertama adalah, pernyataan komitmen Bapak Wali Kota Batam. Berikutnya kita mulai masukkan dalam visi dan misi Kota Batam. Dalam visi ketiga itu adalah mewujudkan SDM yang handal, berdaya saing dan sejahtera. Di visi yang ketiga inilah antara lain soal penurunan angka kemiskinan, percepatan penurunan stunting, peningkatan kapasitas sumber daya manusia Kota Batam ini kita masukkan,” ucap Amsakar, yang juga ketua tim percepatan penurunan stunting Kota Batam ini.
Kebijakan yang diambil, jelas dia lagi, adalah delapan aksi konvergensi stunting. “Jadi upaya yang telah kita lakukan tidak akan lari dari delapan aksi konvergensi ini. Pertama, kita lakukan analisis situasi. Analisis situasi di Kota Batam ini menggambarkan situasi bahwa pada Oktober 2021 data menujukkan stunting di Kota Batam berjumlah 3,38% . Oktober 2022, menjadi 2,42%,” papar Amsakar.
Dari 59.542 balita yang diukur, sambungnya, hanya 1.441 balita yang terindikasi stunting. Lalu Februari 2023, dari 2.42% kemudian turun lagi angka stunting di Kota Batam.
“Februari 2023 angka stunting di Kota Batam ada di 1.9,” kata dia.
Beberapa langkah yang diambil kota, ungkapnya, meliputi peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang, pemberian makanan bergizi pada balita, dan pembinaan serta pelatihan bagi kader Posyandu dan kader kelurahan siaga.
Selain itu, kerja sama yang erat antara tim pendamping keluarga, OPD terkait, puskesmas, TNI, dan BKKBN telah memperkuat upaya pencegahan stunting.
“Alhamdulillah batam sudah terkelola dengan baik. Kami punya 1.632 kader, 21 tim puskesmas, 128 kelurahan siaga, 501 kader posyandu, dan 24 perguruan tinggi yang fokus menangani stunting ini,” rinci dia.
BACA JUGA:
Kata Amsakar, atas hal itu Kota Batam kembali meraih prestasi gemilang dalam penanganan stunting di Provinsi Kepulauan Riau dalam pelaksanaan penilaian kinerja stunting tahun 2022 terhadap pelaksanaan aksi 1 sampai dengan aksi 8 tahun 2022.
Dalam beberapa kesempatan Amsakar juga kerap menyampaikan pentingnya menyiapkan generasi tangguh. Terlebih nanti pada tahun 2030 atau 2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Selain itu, juga dalam rangka menyambut Indonesia Emas 2045.
Kesehatan anak adalah aset berharga bagi masa depan bangsa. Dengan penanganan stunting yang efektif, kita dapat menghasilkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas.
“Mari kita terus bersatu dan berkomitmen untuk melindungi anak-anak khusunya di Kota Batam dari ancaman stunting,” ungkapnya. (MIZ)