INIKEPRI.COM – Suasana hangat dan bersahabat menyelimuti dermaga Tanjung Buton saat rombongan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Hidayatullah se-Kepulauan Riau bersiap melakukan perjalanan spiritual dan budaya ke Pulau Mepar, Senin (19/4/2025) kemarin.
Di bawah langit cerah dan semilir angin laut, rombongan berangkat menumpangi pompong menuju pulau yang menyimpan jejak sejarah penting di gugusan Kabupaten Lingga.
Kunjungan ini bukan sekadar wisata biasa, melainkan bagian dari agenda mempererat ukhuwah (persaudaraan) sekaligus menapaki warisan sejarah yang menjadi jati diri masyarakat Melayu.
Setibanya di Mepar, peserta langsung disambut nuansa tradisional khas, dengan pepohonan hijau dan semilir angin pesisir yang mengantarkan aroma laut yang segar.
Rangkaian kunjungan dimulai dari situs bersejarah seperti Meriam Sumbing, peninggalan era kolonial yang masih berdiri kokoh, serta makam para tokoh penting seperti Dato Kaya Montel dan Tumenggung Jamaluddin.
Peserta juga menapaki Benteng Lekok dan Benteng Segitiga, yang menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Mepar di masa lalu.
Salah satu yang menarik perhatian adalah Sumur Tua yang diyakini tak pernah kering sejak dahulu kala, serta Masjid Mepar yang terletak anggun di tepi laut, menjadi simbol spiritualitas masyarakat setempat.
Kegiatan ini ditutup dengan tradisi makan berhidang bersama warga—sebuah budaya yang menyimbolkan keharmonisan dan kekeluargaan.
Di sela santapan khas Mepar, canda dan tawa mengalir hangat, memperkuat makna silaturahmi di antara sesama pengurus dan warga.
“Belum sah ke Lingga kalau belum sampai ke Pulau Mepar,” ungkap salah satu warga, menegaskan pentingnya pulau ini dalam peta budaya Kepulauan Riau.
Menjelang pukul 14.00, rombongan kembali ke Daik Lingga dengan membawa kesan mendalam.
Tak hanya sekadar kunjungan, perjalanan ini menjadi momen memperkuat nilai dakwah berbasis budaya, serta merajut kembali identitas keislaman yang membumi dalam bingkai sejarah Melayu.
Pulau Mepar bukan hanya tempat, melainkan jiwa yang hidup dalam cerita, sejarah, dan persaudaraan.
Penulis : RP
Editor : IZ