Batam, inikepri.com – Seperti diketahui, kegiatan belajar di rumah telah diperpanjang hingga akhir 2020. Ini artinya, para murid terus mengikuti kelas online sampai Desember mendatang.
Keputusan ini mungkin tak menjadi masalah bagi murid dari kalangan berada, namun tidak halnya dengan murid tak mampu.
Seperti diantaranya Nurhisma, siswi kelas 2 SMPN 22 Kota Tangerang. Anak sulung dari dua bersaudara ini mengalami kesulitan dalam mengikuti kelas online, karena akses tak memadai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Anak saya enggak punya HP (handphone),” ujar sang ibu, Ida (45).
“Jangankan beli HP, beli beras saja susah,” tambah Ida saat dijumpai di kediamannya, di Kelurahan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Rabu (15/7), dikutip TribunnewsCirebon.com.
Namun sebagai seorang ibu, Ida tentu berusaha sekuat tenaganya, membantu sang anak agar bisa belajar melalui daring atau online.
Dia pun terpaksa meminjam uang ke tetangga.
Uang pinjaman itu dibelikan ke kuota internet, untuk diisikan ke handphone teman sang anak yang telah memberikan pinjaman handphone.
“Pinjam HP temannya.”
“Beliin pulsa untuk internetnya itu juga pinjam uang,” tutur Ida.
Ida sendiri sehari-hari mengumpulkan plastik sampah untuk dijual kembali. Dia menggeluti pekerjaan itu demi membantu suaminya, Mahdi (46).
“Suami saya pemulung, kalau enggak kayak gini dapat uang dari mana lagi?”
“Hitung-hitung bantu suami cari uang,” ucapnya.
Ida pun berharap mendapat uluran bantuan dari pemerintah, khususnya bantuan pulsa, dalam proses belajar mengajar online ini.