INIKEPRI.COM – Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2023 tumbuh 5,04 persen. Hal ini tumbuh sebesar 5,01 persen, dibanding periode yang sama tahun 2022 (yoy).
Pertumbuhan perekonomian tersebut dicatat Badan Pusat Statistik (BPS). Selain itu, dibanding dengan triwulan I-2023 (q-to-q), kondisi ekonomi Kepri tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 0,72 persen.
BACA JUGA :
Ekonomi Kepri Triwulan I Tahun 2023 Tumbuh 6,51 Persen
“Secara kumulatif atau semester I tahun 2023, juga tumbuh sebesar 5,77 persen dibanding periode yang sama tahun 2022 (c-to-c) yang sebesar 3,92 persen,” kata Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus di Tanjungpinang, dilansir dari ANTARA, Senin (7/8/2023).
Perekonomian Kepri triwulan II-2023 yang diukur, sebut Darwis, berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp81,50 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp49,16 triliun.
Pertumbuhan tertinggi ekonomi Kepri pada triwulan II-2023 (y-on-y) dicapai oleh sektor informasi dan komunikasi sebesar 51,60 persen, diikuti penyediaan akomodasi makan minum sebesar 44,71 persen, dan jasa perusahaan sebesar 27,36 persen.
Kemudian dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kepri triwulan II-2023 (yoy), sambungnya, konstruksi memberikan andil pertumbuhan tertinggi sebesar 1,84 persen, diikuti informasi dan komunikasi sebesar 1,40 persen, dan penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 0,78 persen.
“Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB), mempunyai andil pertumbuhan sebesar 3,03 persen dan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) dengan andil sebesar 1,41 persen,” ujar Darwis.
Lanjut Darwis menyampaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04 persen pada triwulan II 2023 (yoy), berada di peringkat ke-17 nasional.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi secara nasional masih diraih Provinsi Maluku Utara yang sebesar 23,89 persen.
“Kendati begitu, kinerja perekonomian Kepri makin membaik setelah beberapa tahun terdampak pandemi COVID-19, ditambah pengaruh isu ekonomi global,” kata Darwis Sitorus. (DI/ANTARA)