Jakarta, inikepri.com – Anggota Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro menyebut wilayah dengan kasus demam berdarah (DBD) memiliki kasus virus corona (Covid-19) yang tinggi juga.
“Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa wilayah dengan banyak kasus DBD merupakan wilayah dengan kasus Covid-19 yang tinggi,” ucap dr. Reisa dalam video conference di BNPB, Jakarta, Jumat (3/7).
Dokter Reisa pun menyebutkan daerah-daerah tersebut adalah Jawa Barat, Lampung, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fenomena tersebut, menurut dr. Reisa memungkinkan seseorang yang terinfeksi Covid-19 juga berisiko terinfeksi DBD. Ia pun menyebut proses pencegahan antara kedua penyakit tersebut memiliki kesamaan.
“Fenomena ini memungkinkan seseorang yang terinfeksi Covid-19 juga berisiko terinfeksi DBD. Pada prinsipnya sama, pada prinsipnya upaya untuk mencegahnya adalah menghindari infeksi, dan untuk DBD gigitan nyamuk,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dr. Reisa mengungkapkan bahwa di tengah masalah pandemi virus corona yang masih melanda Indonesia, pemerintah dan masyarakat juga diimbau bisa menekan angka penyakit DBD.
“Di tengah pandemi Covid-19, kita juga harus menekan angka kesakitan DBD. Kita harus tetap bergerak memantau nyamuk, baik secara mandiri bersama-sama maupun bekerja sama dengan pemerintah,” tutup dr. Reisa.
Indozone