Muhammadiyah: COVID-19 Bukan Ilusi, Bukan Konspirasi

- Admin

Minggu, 12 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, inikepri.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan pandemi COVID-19 bukan sebuah hasil konspirasi. Setiap negara dilanda wabah akibat penularan virus SARS-CoV-2 tersebut.

“Pandemi ini bukan ilusi, bukan konspirasi, tetapi realitas obyektif yang tidak hanya dihadapi oleh Indonesia tetapi juga oleh seluruh bangsa di berbagai negara,” kata Haedar dikutip Antara, Sabtu (11/7).

Dia mengingatkan jangan terjebak pada pemikiran konspirasi yang justru membuat terlena terhadap konteks darurat penularan COVID-19 di tengah masyarakat. Selain itu, agar jangan berselisih yang tidak produktif hanya karena mempersoalkan konspirasi.

Baca Juga :  Kemenag Hentikan Sementara Pengiriman Jamaah Umrah

“Kita tidak berselisih untuk hal ini karena ada hal mendasar yang harus kita pahami bersama. Konteksnya adalah konteks darurat pandemi. Ini adalah kondisi obyektif agar kita semakin nyata,” beber dia.

Muhammadiyah sudah menggerakan sejumlah sumber dayanya untuk ikut membantu dalam penanganan COVID-19 seperti melalui layanan kesehatan, pendidikan dan ekonomi yang dimiliki.

Baca Juga :  Duh, Kasus Positif Covid-19 di Kepri Didominasi Klaster Perjalanan Luar Daerah

“Jangan sebagai bagian Islam, kita menjadi bagian dari masalah atau menambah masalah. Kita harus jadi solusi. Saat ada musibah besar alhamdulillah Muhammadiyah mengambil langkah positif untuk memberi solusi itu. Agama dihadirkan untuk menjadi solusi,” ucap dia.

Muhammadiyah dalam ikut menanggulangi COVID-19 mengkombinasikan penjagaan jiwa dan agama. Dalam menjaga jiwa dilakukan dengan mencegah penularan dan menanggulangi COVID-19.

Sementara penjagaan agama, Muhammadiyah mengajak warganya untuk tetap menjauhi kerumunan meski itu seperti salat berjamaah di masa COVID-19 demi keselamatan bersama.

Baca Juga :  Katakan Virus Corona Melemah, Profesor: Diawal Harimau Kini Seperti Kucing Liar

“Kita mencegah penularan. Menjaga satu nyawa atau ‘hifzun nafs’ sama dengan seluruh nyawa, menjaga agama atau ‘hifdzudin’. Ini jangan dipertentangkan. Bukan tidak shalat berjamaah dan shalat di rumah itu tidak menjaga agama tapi ini sudah memiliki dasar pertimbangan syariah. Muhammadiyah berusaha ‘hifdzudin’ dan ‘hifdzunafs’ jangan dipertentangkan,” katanya.

Merahputih.com

Berita Terkait

Upacara Hari Lahir Pancasila Digelar Serentak 2 Juni 2025, Ini Pedomannya
Kemendikdasmen Buka Seleksi PPG 2025: Prioritaskan Guru belum Sertifikasi
Wamenkeu: Program MBG sudah Jangkau 3,97 Juta Penerima Manfaat
BP Batam Menghadap Presiden Prabowo, Sampaikan Hambatan Investasi di Batam
Dubes RI Serukan WNI Ilegal di Malaysia Manfaatkan Program Repatriasi Migran 2.0
Hentikan Narasi Sesat, Tegakkan Keadilan bagi Budi Arie
Hendry dan Zulmansyah Sepakat Kongres Persatuan PWI Digelar Paling Lambat Agustus 2025
Prabowo Resmikan Ladang Migas Baru Senilai Rp9,8 Triliun: Langkah Awal Menuju Swasembada Energi

Berita Terkait

Minggu, 1 Juni 2025 - 09:50 WIB

Upacara Hari Lahir Pancasila Digelar Serentak 2 Juni 2025, Ini Pedomannya

Jumat, 30 Mei 2025 - 07:33 WIB

Kemendikdasmen Buka Seleksi PPG 2025: Prioritaskan Guru belum Sertifikasi

Sabtu, 24 Mei 2025 - 10:11 WIB

Wamenkeu: Program MBG sudah Jangkau 3,97 Juta Penerima Manfaat

Kamis, 22 Mei 2025 - 17:04 WIB

BP Batam Menghadap Presiden Prabowo, Sampaikan Hambatan Investasi di Batam

Senin, 19 Mei 2025 - 09:20 WIB

Dubes RI Serukan WNI Ilegal di Malaysia Manfaatkan Program Repatriasi Migran 2.0

Berita Terbaru