INIKEPRI.COM – Denmark menjadi negara pertama yang menyetop penggunaan vaksin corona AstraZeneca. Negara itu tak akan lagi menggunakan vaksin Inggris-Swedia tersebut untuk seluruh program vaksinasinya.
Denmark pun dengan resmi menunda kesimpulan skema vaksinasi nasionalnya hingga awal Agustus.
Baca Juga: BPOM Eropa: Vaksin AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah
“Efek samping sangat nyata dan serius,” kata Kepala Badan Kesehatan Denmark Soren Brostrom sebagaimana dilaporkan Reuters, Rabu (14/4/2021).
“Berdasarkan pertimbangan keseluruhan, oleh karena itu kami memilih untuk melanjutkan program vaksinasi untuk semua kelompok sasaran tanpa vaksin ini.”
Sebelumnya, pengawas obat Uni Eropa, European Medicines Agency (EMA), mengatakan telah menemukan kemungkinan hubungan antara AstraZeneca dan trombosis sinus vena serebral (CVST). Ini adalah penyakit kelainan pembuluh darah akibat pembentukan gumpalan darah pada pembuluh darah di otak.
Meski demikian, EMA menekankan bahwa efek samping ini sangat jarang. Risiko kematian akibat Covid-19 juga jauh lebih besar.
Baca Juga: Ini 4 Perbedaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca
EMA sendiri telah menerima 169 laporan kasus CVST setelah UE memberikan 34 juta dosis ke warga. Namun regulator menyerahkan keputusan akhir ke negara masing-masing.
Beberapa negara akhirnya tetap melanjutkan vaksinasi dengan syarat ketat. Penggunaan di bawah 50 tahun atau di atas 60 tahun dibatasi.
Denmark juga menghentikan penggunaan vaksin Johnson & Johnson. Pemerintah menunggu hasil penyidikan lengkap.
Baca Juga: Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Hampir satu juta dari 5,8 juta populasi telah menerima suntikan pertama vaksin. Yakni 77% Pfizer/BioNTech, 7,8% Moderna dan 15,3% AstraZeneca. (ER/CNBCIndonesia)