Komplek Makam Engku Puteri Raja Hamidah
Jika berkunjung ke pulau Penyengat, kurang lengkap rasanya jika tidak berziarah ke komplek makam Engku Puteri Raja Hamidah.
Raja Hamidah adalah Permaisuri Sultan Mahmud Riayat Syah, Sultan Riau, Lingga, Johor, dan Pahang yang memerintah antara tahun 1784-1806.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pulau Penyengat dibangun menjadi sebuah negeri oleh Sultan Mahmud Riayat Syah untuk dianugerahkan kepada Raja Hamidah sebagai mahar atau emas kawin takkala Sultan Mahmud Riayat Syah menikahi Raja Hamidah. Sejak perkawinan itu Raja Hamidah bergelar Engku Puteri.
BACA JUGA :
Kenali Sejarah Kabupaten Karimun di Kepulauan Riau
Berencana ke Karimun? Jangan Lupa Mampir ke Destinasi Wisata Berikut Ini
Sosok Engku Puteri disebut-sebut juga tokoh budaya pikir dikalangan perempuan Melayu zamannya, Engku Puteri mewariskan pikiran-pikiran yang besar dan kreatif yang masih bermanfaat dan relavam hingga sekarang ini.
Engku Putri termasuk wanita yang sangat berpengaruh, terutama di bidang adat istiadat, di dalam hal lain yang menunjukkan kedudukan yang prima Engku Puteri dalam kerajaan Riau, Lingga, Johor, dan Pahang yaitu sebagai pemegang Regalia (alat-alat kebesaran kerajaan).
Di komplek ini juga terdapat makam Pahlawan Nasional, Raja Ali Haji. Beliau adalah anak dari Raja Ahmad Bin Raja Haji Fisabilillah, dengan isterinya Encik Hamidah Binti Panglima Malik Selangor.
Raja Ali Haji banyak mewariskan kitab-kitab seperti diantaranya Tuhfat Al-Nafis, silsilah Melayu dan Bugis, Gurindam XII, Syair Abdul Muluk, kitab pengetahuan bahasa, Tsamaratul Muhimmah, dan beberapa karya lainnya.
Dari karya-karya itu Raja Ali Haji diingat sebagai tokoh penting di bidang sejarah, sastra, dan agama Islam. Raja Ali Haji merupakan anak pribumi pertama yang membuat Kamus Bahasa Melayu dan kamus ini juga merupakan dasar Bahasa Indonesia.
Raja Ali Haji diangkat menjadi Pahlawan Nasional oleh pemerintah Republik Indonedia pada 10 November 2004.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya