Menkop UKM: Agregator Dorong Usaha Mikro Naik Kelas

- Admin

Selasa, 12 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Foto: Kemenkop UKM

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Foto: Kemenkop UKM

INIKEPRI.COM – Semakin banyaknya start-up teknologi diharapkan bisa mendorong agregasi usaha mikro ke skala ekonomi yang lebih tinggi. Karena melalui agregator teknologi, usaha mikro kecil menengah (UMKM) dimudahkan dalam mengakses segala fasilitas mulai dari akses pembiayaan, pendampingan, hingga pemasaran.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Senin (11/3/2024) megatakan didalam struktur ekonomi Indonesia yang didominasi usaha mikro, penting ada agregator guna mengonsolidasi wirausaha agar mereka berkembang.

BACA JUGA:

Baca Juga :  Selain BBCA & BBRI, Ada Saham Bank yang Menarik Nih!

Kemenkop UKM Gandeng BPS Lakukan Pendataan Koperasi dan UMKM

“Selain mendorong UMKM naik kelas melalui bantuan agregator, penting juga melahirkan entrepreneur baru dari kalangan anak muda yang menguasai teknologi,” kata Menteri Teten.

Lanjutnya, saat ini pertumbuhan ekonomi mikro terus bertambah, meskipun UMKM di Indonesia menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Namun, hampir sebagian besar belum terhubung dengan industri.

Untuk itu, Kemenkop UKM berupaya untuk menghubungkan usaha mikro ke dalam rantai pasok industri. Menteri Teten mengatakan di Indonesia, banyak UMKM yang bersifat mandiri. Mereka produksi sendiri, beli bahan baku sendiri, memasarkan sendiri.

Baca Juga :  Empat Strategi Besar dalam Pengembangan Koperasi dan UMKM

Hal itu yang membuat UMKM kita sulit mengakses bahan baku, pembiayaan, maupun produksi yang lebih luas. Sehingga tidak terjadi transfer pengetahuan yang membuat UMKM tidak produktif. Oleh karena itu, UMKM harus menjadi bagian dari industrialisasi.

Sejak 1998 Indonesia terus mengalami deindustrialisasi, dimana industri besar berkontribusi dalam PDB hanya sebesar 18 persen. Pemerintah terus berupaya menyiapkan industrialisasi bahan baku, misalnya melalui hilirisasi agar memperbesar kontribusi ekonomi industri yang lebih besar.

Baca Juga :  Bisa Punya Rumah dengan DP 0 Persen? Begini Caranya

“Karena kalau industri tidak tumbuh, maka lapangan kerja sulit tersedia. Akibatnya, mereka hanya bisa membuka usaha mikro. Jika makin banyak usaha mikro yang tumbuh, persaingan di level itu pun makin tinggi,” kata Menteri Teten.

Untuk itu, ia mengaku sangat mengapresiasi ketika semakin banyak anak-anak muda menciptakan ekonomi baru yang terus didukung dengan riset melalui kerja sama pemerintah daerah hingga universitas.

“Harapannya, riset akan melahirkan ekonomi dan entrepreneur baru,” kata Menteri Teten. (RP)

Berita Terkait

BPS Catat Inflasi Januari 2025 Sebesar 0,76 Persen
Inflasi Sepanjang 2024 Terjaga Rendah
Ada Empat Strategi agar Koperasi Tumbuh dan Berdaya Saing Tinggi
Menang di WTO, Menko Airlangga: Ini Bukti Bahwa Kekuatan Indonesia
Penduduk Miskin di Indonesia Turun 0,46 Persen pada September 2024
PMK 26/2024 Berikan Kemudahan Rush Handling bagi Pengguna Jasa
Sepanjang 2024, KEK Berhasil Himpun Investasi Rp82,6 Triliun
Pegadaian Dapat Restu OJK Jalankan Kegiatan Usaha Bulion

Berita Terkait

Selasa, 4 Februari 2025 - 08:20 WIB

BPS Catat Inflasi Januari 2025 Sebesar 0,76 Persen

Minggu, 2 Februari 2025 - 09:42 WIB

Inflasi Sepanjang 2024 Terjaga Rendah

Sabtu, 25 Januari 2025 - 21:45 WIB

Ada Empat Strategi agar Koperasi Tumbuh dan Berdaya Saing Tinggi

Sabtu, 18 Januari 2025 - 15:00 WIB

Menang di WTO, Menko Airlangga: Ini Bukti Bahwa Kekuatan Indonesia

Kamis, 16 Januari 2025 - 08:14 WIB

Penduduk Miskin di Indonesia Turun 0,46 Persen pada September 2024

Berita Terbaru