Jakarta, inikepri.com – Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia atau MUI Pusat, Tengku Zulkarnain mengaku mendukung Gubernur DKI Anies Baswedan untuk maju mencalonkan diri sebagai Presiden RI di 2024.
Tengku Zul secara khusus menyampaikan hal tersebut saat memberi ucapan Lebaran ke Gubernur Anies Baswedan. Dia merasa, selama menjabat sebagai pemimpin di Ibu Kota, mantan Menteri Pendidikan itu telah mengalami beberapa periode sulit, salah satunya mendapat cercaan dari warga.
“Selamat hari raya Idul Fitri, Pak Anies. Walau badai diterpakan kepada Anda dari atas, kanan, kiri, depan, dan belakang. Bahka juga dari bawah, tetaplah tegar,” kata Tengku Zul, disitat di Twitter-nya, Rabu 27 Mei 2020.
Tak hanya itu, dia juga berharap, Anies bisa memimpin Indonesia pada pemilihan 2024 mendatang. “2024 kelak rakyat menantimu. Panjang umur dan sejahtera selalu. Aamin,” kata dia.
Dia pun kemudian secara terang-terangan membanding-bandingkan kinerja Presiden Jokowi dan Gubernur Anies Baswedan. Di mana, menurut dia, terlihat beda kualitas.
Sebagai contoh, dia lalu mengkaitkan dengan peristiwa lelang motor listrik beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pria Jambi yang sempat memenangkan proses lelang, M Nuh sengaja menipu Presiden Jokowi dan jajarannya sebagai bentuk perlawanan rakyat kecil. Tengku Zul menilai, apa yang pria itu lakukan, sejatinya sudah benar.
“M Nuh, si tokoh prank motor Rp2,5 miliar diarak warganya sebagai pahlawan. Secara psikologi, seolah menunjukkan bentuk perlawanan sosial masyarakat kecil. Menggelitik dan menghibur,” tulisnya melalui akun Twitter pribadi, Rabu 27 Mei 2020.
Pada cuitan lanjutan, secara gamblang ia berpendapat, bahwa Presiden Jokowi bukan lawan sebanding Anies. Sebab secara kualitas, sang pemimpin negara itu dianggap tak setara.
“Ternyata memang bukan kelasnya lawan Anies, wong lawan M Nuh saja kalah kok, hehe,” tambahnya.
Lebih jauh, pria yang kerap mengenakan pakaian serba putih itu mengatakan, seorang pemimpin seharusnya tak mengalami hal tersebut. Sebab, kata dia, peristiwa itu dianggap memalukan dan tak mencirikan seorang pemimpin.
“Jika dalam bidang yang paling dikuasainya saja dia masih kalah dengan rakyat jelata dari pulau Sumatera, bagaimana di bidang lain? Mau didandani dan dipoles bagaimana pun, sudah dapat dipastikan bakal jeblok sejeblok-jebloknya.”