Bolivia, inikepri.com – Mulai pulihnya aktifitas masyarakat di banyak negara, tak lepas dari kembalinya para pekerja seks komersial. Para pekerja yang dikenal sebutan PSK ini mulai bisa melayani para tamunya, namun di masa pasca pandemi mereka membungkus badan dengan plastik transparan.
Kondisi tersebut terjadi di Bolivia dimana berdasarkan laporan Daily Mail, disebutkan bahwa para PSK mulai kembali melayani tamu, untuk menjaga standar kesehatan, para PSK menggunakan baju plastik transparan yang diperkirakan sebagai jas hujan.
Seluruh PSK legal tersebut, diperbolehkan melayani tamunya dengan standar protokol kesehatan diantaranya menutup bagian tubuhnya dengan jas hujan transparan serta menggunakan cairan pemutih.
Namun menurut keterangan PSK baju plastik yang digunakan bukan jas hujan meski bentuknya sama dengan jas hujan yang biasa digunakan. Bedanya hanya menggunakan bahan plastik transparan.
“Jubah yang dinamai biosecurity suit itu syarat kami untuk bisa bekerja dan melindungi diri,” ujar PSK bernama Antonieta sambil menunjukkan kombinasi ‘seragam’ barunya.
Meski menggunakan seragam biosecurity, Antonieta terlihat masih menggunakan pakaian dalam, topeng berpayet dan gaun seksi dengan potongan rendah di bawah lapisan jas hujan transparan. Ia juga memakai face shield, masker dan sarung tangan.
Sedangkan cairan pemutih menurutnya digunakan untuk membersihkan tempatnya bekerja saat menerima tamu dan setelah menerima tamu yang dilayaninya. Seluruh prosedur tersebut menjadi hal baru yang dilakukan Antonieta pasca pandemi.
Organisasi Pekerja Hiburan Malam Bolivia (OTN) membekali mereka buku panduan setebal 30 halaman, yang menjelaskan hal apa yang harus dilakukan ketika bekerja saat pandemi.
PSK lain yang juga ditemui seperti Vanessa mengaku standar tersebut merupakan keamanan bagi para pekerja dan kesehatan bagi para tamunya yang datang.
Vanessa mengungkap dirinya bekerja melayani pelanggan demi biaya pendidikan anaknya.
Dengan standar kesehatan tersebut, anggota serikat pekerja bernama Cortez menjamin keamanan dan kesehatan para SPK dibanding para pekerja yang menawarkan diri di pinggir jalan.
“Kami juga bagian dari masyarakat Bolivia. Kami adalah pekerja seks, wanita, bibi dan nenek yang juga harus khawatir tentang jam kerja kami.”
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan virus corona tidak dapat ditularkan secara seksual, tapi kontak yang terlalu dekat bisa membahayakan.
Bolivia kini memiliki 48.187 kasus yang dikonfirmasi dan 1.807 kematian. Ahli medis mengatakan jumlah yang sebenarnya bisa lebih tinggi beberapa kali lipat
Hops.id