Sementara untuk aturan berbusana, dia menambahkan, pihaknya telah berbicara dan menganjurkan kepada pemilik pusat perbelanjaan untuk memasang poster.
Sebuah poster kecil ditempelkan di sebuah pilar dekat tangga mal itu memuat dua gambar yang mengilustrasikan bagaimana perempuan harus berbusana sekarang – salah satunya menampilkan burka dengan warna serba biru, dan satu lagi model yang mirip namun berwarna hitam.
“Perempuan Muslim harus memakai cadar, ini adalah perintah Syariah,” begitu tertulis dalam poster itu.
“Kami dapat membedakan perempuan mana yang memiliki hijab dan mana yang tidak,” ujar Maulvi Fatih kepada BBC.
“Jika perempuan ini benar-benar melewati batas, tanpa pakaian pantas atau penutup wajah, maka kami akan mencari wali laki-lakinya,” ujarnya.
Ia menjelaskan sejauh ini hal itu belum terjadi, meski sulit untuk mendefinisikan apa yang dimaksudnya dengan “melewati batas”.
Saat ditanya apa hak kementerian Taliban mendikte bagaimana perempuan Afghanistan berbusana dan menafsirkan Islam, Fatih menjawab, “Ini bukan perintah kementerian, ini perintah Tuhan.”
“Penyebab utama kerusakan moral adalah wajah [perempuan] – kalau wajah tidak ditutup, lalu apa gunanya hijab?,” ujarnya.
Para inspektur bergerak, mereka berpatroli dengan sebuah truk pickup menuju sebuah halte bus.