Surplus Perdagangan Catatkan Rekor Bersejarah

- Admin

Senin, 27 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi. Foto:Istimewa

Ilustrasi. Foto:Istimewa

INIKEPRI.COM – Manifestasi perdagangan RI sepanjang 2022 menunjukkan hasil memuaskan. Laju peningkatan ekspor pada tahun lalu naik 26,07 persen dibandingkan periode sama pada 2021. Nilai ekspor menyentuh 291,98 miliar dolar AS sepanjang Januari-Desember 2022.

Kontribusi ekspor nonmigas masih menjadi yang tertinggi, yakni sebesar 94,51 persen atau sebesar 275,96 miliar dolar AS. Sementara sisanya 16,02 miliar dolar AS dari migas (minyak dan gas).

BACA JUGA :

Bitcoin Dinilai Bisa Jadi Mata Uang untuk Perdagangan Global

Proporsi terbesar dari ekspor nonmigas berasal dari bahan bakar mineral sebesar 54,98 miliar dolar AS (19,92 persen) dan lemak serta minyak hewan/nabati – kelapa sawit termasuk di dalamnya- senilai 35,20 miliar dolar AS (12,76 persen).

Melejitnya nilai ekspor membuat neraca perdagangan RI kembali mencatatkan surplus. Tak tanggung-tanggung, sejak Mei 2020 hingga Desember 2022, Indonesia menorehkan surplus selama 32 bulan berturut-turut sebesar 23,83 miliar dolar AS. Sedangkan impor 19,94 miliar dolar AS, ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (16/1/2022) seperti disimak GPR News secara daring.

Baca Juga :  Pandemi Covid-19, Perilaku Merokok Cenderung Tetap bahkan Meningkat

Indonesia secara tahunan mulai mendapati surplus perdagangan Sejak 2020. Di mana sebelumnya sempat negatif pada 2018 sebesar 8,7 miliar dolar. Begitu juga 2019 senilai 3,59 miliar dolar AS. Namun, pada 2022 neraca perdagangan berjalan positif di level 21,62 miliar dolar AS. Hal tersebut terus meningkat hingga 54,46 miliar dolar AS seiring dengan kenaikan nilai ekspor pada 2022.

Namun bagaimanapun, prestasi ekspor Indonesia pada 2022 tidak terlepas dari sejumlah faktor. Pertama yakni meningkatnya harga komoditas menyusul pemulihan ekonomi Covid-19 dan pecahnya perang Rusia-Ukraina. Harus diakui Pertempuran yang dimulai pada Februari 2022, telah menyebabkan pasokan pangan dan energi dunia terganggu. Suplai gas Rusia ke negara-negara Eropa tak berjalan normal.

BACA JUGA :

Baca Juga :  Ini Daerah yang Wajibkan Rapid Test Antigen

OJK Optimis ASEAN Jadi Episentrum Pertumbuhan Ekonomi

Harga migas pun meroket disusul dengan beragam komoditas lainnya. Harga produk seperti batu bara dan kelapa sawit menyentuh rekor tertinggi. Sebut saja harga batu bara yang mencatat rekor tertinggi 457,80 dolar AS per ton di bursa Newcastle. Sementara CPO (minyak kelapa sawit) sempat menyentuh rekor tertinggi di level 2.010 dolar AS per metrik ton.

Indonesia mendapatkan windfall atau “durian runtuh” dari kenaikan harga komoditas. Mengingat RI merupakan pemasok utama sawit dan batu bara dunia. Pada 2021, Indonesia menjadi eksportir terbesar batu bara dunia dengan 478 juta metrik ton. Pun halnya dengan sawit, Indonesia dan Malaysia berada di puncak teratas pemasok CPO dunia.

Faktor lain yang juga mempengaruhi peningkatan ekspor RI. Seperti, pemulihan ekonomi di China. Pada kuartal tiga pertumbuhan ekonomi China tumbuh 3,94 persen. BPS mencatat kenaikan ekspor nonmigas terbesar RI ke China mengalami peningkatan sebesar 12,457 miliar dolar AS. Kenaikan itu merupakan yang tertinggi dibandingkan negara utama tujuan lainnya.

Baca Juga :  Pendaftaran Implementasi Kurikulum Merdeka Tahun Ajaran 2023/2024 Diperpanjang

Secara total kontribusi ekspor nonmigas RI ke Tiongkok mencapai 63,58 miliar dolar AS atau 23,03 persen dari total pangsa ekspor. Setelah itu baru disusul dengan Amerika Serikat sebesar 28,20 miliar dolar AS, India 23,30 miliar dolar AS, dan Jepang 23,19 miliar dolar AS.

Di dalam negeri, membaiknya kinerja sektor industri juga ikut memberikan sumbangsih bagi peningkatan ekspor. Industri pengolahan pada 2022 mengalami kenaikan 16,45 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar dari total ekspor nonmigas RI sebesar 206 miliar dolar AS.

Selain itu, kebijakan larangan ekspor bahan mentah nikel juga telah mendongkrak pengiriman besi dan baja RI ke luar. Ekspor besi dan baja mengalami peningkatan 6,8 miliar dolar AS.

Tantangan 2023

Berita Terkait

Upacara Hari Lahir Pancasila Digelar Serentak 2 Juni 2025, Ini Pedomannya
Kemendikdasmen Buka Seleksi PPG 2025: Prioritaskan Guru belum Sertifikasi
Wamenkeu: Program MBG sudah Jangkau 3,97 Juta Penerima Manfaat
BP Batam Menghadap Presiden Prabowo, Sampaikan Hambatan Investasi di Batam
Dubes RI Serukan WNI Ilegal di Malaysia Manfaatkan Program Repatriasi Migran 2.0
Hentikan Narasi Sesat, Tegakkan Keadilan bagi Budi Arie
Hendry dan Zulmansyah Sepakat Kongres Persatuan PWI Digelar Paling Lambat Agustus 2025
Prabowo Resmikan Ladang Migas Baru Senilai Rp9,8 Triliun: Langkah Awal Menuju Swasembada Energi

Berita Terkait

Minggu, 1 Juni 2025 - 09:50 WIB

Upacara Hari Lahir Pancasila Digelar Serentak 2 Juni 2025, Ini Pedomannya

Jumat, 30 Mei 2025 - 07:33 WIB

Kemendikdasmen Buka Seleksi PPG 2025: Prioritaskan Guru belum Sertifikasi

Sabtu, 24 Mei 2025 - 10:11 WIB

Wamenkeu: Program MBG sudah Jangkau 3,97 Juta Penerima Manfaat

Kamis, 22 Mei 2025 - 17:04 WIB

BP Batam Menghadap Presiden Prabowo, Sampaikan Hambatan Investasi di Batam

Senin, 19 Mei 2025 - 09:20 WIB

Dubes RI Serukan WNI Ilegal di Malaysia Manfaatkan Program Repatriasi Migran 2.0

Berita Terbaru